Ijtima itu adalah pertemuan para ulama-ulama yang benar benar mujtahid, serta dengan pemahaman ilmu fiqih mumpuni yang bisa menghasilkan sebuah ijma.
Hasil ijtima ulama para ulama mujtahid di Indonesia yang melahirkan ijma (keputusan) tidak pernah ada yang bersifat khusus untuk konsumsi politik praktis
Kalau ijtima menghasilkan ijma. Kalau jima menghasilkan orang. Jima kan artinya bersetubuh
Ijtima secara bahasa berarti pertemuan atau perkumpulan. Sedangkan ijma berarti hasil keputusan yang diperoleh lewat ijtima.j
Jika ada kegiatan bernama ijtima ulama maka legitimasi hasil ijtima itu sangat ditentukan oleh siapa saja ulama yang hadir. Menurutnya hanya ulama-ulama mujtahid dengan pemahaman ilmu fiqih mumpuni yang bisa menghasilkan sebuah ijma.
Tapi kalau sebagian pesertanya bukan ulama itu tidak bisa disebut ijtima ulama. Apa yang disebut ulama itu yang mengerti agama
Contoh, proses penentuan hari pertama bulan suci Ramadan di Kementerian Agama yang melibatkan sekira 65 ulama ahli falak (astronomi) dari berbagai ormas Islam besar di Indonesia. Proses itu menurutnya membuat keputusan yang diambil bersifat otoritatif.
ijtima ulama juga dikenal dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan ormas-ormas besar Islam lainnya. Di NU misalnya dikenal dengan istilah bahsul masyail, di Muhammadiyah majelis tarjih, dan di MUI komisi fatwa.
Sepanjang zaman dan historis NU, Muhammadyah tidak pernah ada ijtima ulama di lembaga-lembaga tersebut yang menghasilkan putusan politik praktis seperti penyebutan langsung nama orang yang mesti dipilih menjadi pemimpin. Biasanya ijtima ulama untuk politik hanya merujuk kriteria ahlak dan keimanan.
NU enggak pernah menunjuk orang. Muhammadiyah juga setau saya tidak. Hanya menunjuk kriteria
Kalau mengikuti Alquran dan hadist kan tidak detail. Lebih banyak menunjuk kriteria supaya berlaku elastis
Nah bagaimana dengan berita heboh tentang ijtimah ulama dalam GNPF.
Melihat proses Ijtima Ulama GNPF tidak sepenuhnya merepresentasikan ulama mujtahid yang berasal dari ormas-ormas besar Islam di Indonesia. Sehingga keputusan atau ijma dari ijtima tersebut hanya mengikat orang-orang yang terlibat. Itu pun dengan catatan apabila proses pengambilan keputusannya dilakukan dengan argumentasi dalil agama yang mantap.
Open Gus bro hem
Saat giat seminar nasional di kantor NU Tingkat Propinsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar