Kota Surabaya menurut kebanyakan orang steril dari gempa. Namun hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa wilayah sepanjang Waru Sidoarjo hingga Mayjen Sungkono Surabaya berpotensi terjadi gempa.
Bahkan sepanjang garis wilayah ini potensi gempa sama tingginya dengan wilayah potensial lain.
Pusat Gempa Nasional Kementeriaan Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa wilayah Surabaya itu dilalui Sesar Kendeng, yakni patahan bumi yang membentang dari Flores hingga Bandung.
Rekahan atau patahan itu melintang di antaranya melintasi Waru, Mayjen Sungkono, Banyu urip hingga Cerme, Jombang, hingga Nganjuk.
Kendeng sendiri adalah pusat patahan yang berada di wilayah Nganjuk.
Setiap saat, patahan bumi itu bisa bergerak hingga mengguncangkan permukaan bumi Surabaya.
Padahal saat ini banyak gedung bertingkat kebanyakan ada di Surabaya Barat itu.
Ini bukan hoax tapi rilis resmi dari Pusat Gempa Kementerian. Sebaiknya kita tak perlu menolak informasi ini.
"Yakin kita bisa diselamatkan dan hanya perlu antisipasi,"
( Saya mengutip kata Pakar Geologi ITS Amien Widodo, saat mencoba tukar fikiran di Lab Kebumian dan geofisika kampus ITS )
Saya pun juga berkomunikasi dgn Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati ( yang juga oernah satu tim dalam menempatkan early warning sistem deteksi dini gempa dan tsunami di selatan perarian banten hingga yogyakarta antara thn 2009 hingga thn 2011,
Dan berkomunikasi dgn kolega saya di Basarnas, dan beberapa alumni lemhannas yg skrg masuk dalam Anggota DPR RI.
Tugas semua pemangku kepentingan mencari zona patahan. Bayangkan, dalam setahun ada 7.000 getaran akibat patahan di Indonesia. Setiap hari asa 360 getaran gempa, termasuk Surabaya, kata Dwikorita.
Rilis resmi terkait Sesar Kendeng itu sebenarnya sudah mengemuka sejak September 2017. menyebutkan bahwa Surabaya memiliki potensi yang sama dengan daerah lain dalam hal bahaya gempa.
Meski wilayah ini jauh dari gunung atau laut selatan. Namun dua Sesar atau patahan Kendeng dan Sesar Opak.
Pada 1937 tercatat bahwa Surabaya juga pernah gempa bareng dengan Jombang karena satu patahan.
Karena Surabaya memang dilewati Sesar Kendeng. Potensi gempa juga kuat hingga 6,5 skala richter. Kapan terjadi, tidak ada yang tahu
Karena berada di Sesar itu, setiap saat aktivitas tektonik itu akan terjadi. Akan ada rekaha, sobekan hingga retakan terutama sepanjang Waru hingga Mayjen Sungkono. wilayah ini dilintasi Sesar kendeng.
Kita tidak tahu seberapa dalam patahan bumi di Surabaya ini. Hingga saat ini, para pakar gempa dan para praktisi yg tergabung dalam IABI, IAGI IAPI menindaklanjuti temuan potensi gempa itu dengan mengambangkan penelitian khusus.
Tidak saja melihat kesiapsiagaan gedung bagunan bila benar-benar terjadi gempa. Apakah gedung besar-besar di Mayjen Sungkono sudah ramah gempa. Mereka apa sudah tahan gempa.
Hasil temuan potensi gempa itu sudah pernah di sampaikan dan dibicarakan dan didiskusikan bersama Beppeko Surabaya.
Kita tidak perlu panik. Pemkot sudah melakukan sesuatu bersama para pakar pakar bencana terkait, kata Kepala BAPEKO kota surabaya
Saat ini juga tengah dilakukan standardisasi bangunan yang ramah gempa di Mayjen Sungkono. Begitu juga bangunan lama dan gedung menjulang yang sudah lama akan dilakukan treatment Khusus.
Semua juga diantisipasi dengan memasukkan ramah bencana pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Di paparkan oleh
Gus Bro..hem
Dari berbagai sumber para pakar bencana
Dari PUSPENNAS ( Pusat Peta Bencana Nasinal )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar