Warga Kota Surabaya tampaknya perlu waspada. Pasalnya secara geografis ternyata Surabaya berada di bawah dua patahan bumi yaitu patahan Kendeng dan Patahan Rembang. Dua patahan ini diperkirakan masih aktif sehingga suatu saat besar kemungkinan bisa terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar di Surabaya.
Berdasarkan data, daerah dekat Surabaya yaitu Mojokerto pada tahun 1936 pernah terjadi gempa bumi dengan kekuatan antara 6-7 skala richter. Dan ini dampaknya bisa sangat merusak,” kata Dani Hilman Natawidjaja peneliti dari LIPI usai menjadi pembicara dalam seminar Ancaman Gempa di Surabaya dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Mitigasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (21/12/2009).
Jika sudah dipastikan dua patahan bumi masih aktif, maka warga Surabaya sejak awal sudah diperingatkan akan bahaya gempa bumi ini.
Sebenarnya, seberapa pun besarnya gempa tidak akan mematikan. Namun yang mematikan justru karena reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa.
Apa lagi, jika potensi kerusakan bangunan yang dapat ditimbulkan, bisa sangat serius karena kondisi tanah Surabaya merupakan tanah aluvium.
Berdasarkan kajian sementara, struktur tanah Surabaya rentan. Karena dia terbentuk dari tanah endapan sungai dan endapan laut (alivium)
Oleh : gus idasilva
Refrensi sumber : Dani Hilman Natawidjaja peneliti dari LIPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar