Disaster

Jumat, 30 Desember 2016

APA ITU RELAWAN

» RELAWAN  ITU «  :

Relawan adalah orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan kelembagaan, dengan tanggung-jawab yang besar atau terbatas,  dengan dibekali latihan khusus, tetapi dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu,  dan tidak sesekalipun meninggalkan prosedural oprasional yg berlaku di bidangnya masing masing atau undang undang yang berlaku
Dan Bekerja sukarela membantu tenaga profesional

» RELAWAN  ITU «  :

Relawan adalah profesi yang sangat mulia dimana dia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, bahkan uangnya untuk mendukung kegiatan-kegiatan sosial. Adanya relawan akan membantu terciptanya visi, misi, dan tujuan bersama, serta  dan tidak sesekalipun meninggalkan prosedural oprasional yg berlaku di bidangnya masing masing atau undang undang yang berlaku

» RELAWAN  ITU «  :

Relawan itu pahlawan di masa kini, karena rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan orang banyak.  Namun tetap wajib mematuhi prosedural oprasional yg berlaku di bidangnya masing masing atau undang undang yang berlaku

» RELAWAN  ITU «  :

Relawan dalam tata bahasa  terdiri dari awalan BER katadasar RELA dan akhiran AN  jadi makna secara relevan Berelawan adalah sebuah kebutuhan. Menjadi relawan bisa di bawah institusi tertentu ataupun kita bergerak sendiri. Bisa di bawah satu institusi ataupun di beredar volunteer dimana-mana. Itu tergantung selera masing-masing. Menjadi relawan itu bermanfaat banyak

Mulai dari manfaat punya banyak temen, dapat link, mengenal banyak hal baru, dll dll (akan beda2 untuk setiap orang) dan yang pastinya kita bisa berbuat untuk orang lain. Yuk manfaatkan waktu untuk  berbuat lebih dengan menjadi relawan. Percayalah, ada banyak keajaiban yang akan terjadi bila kita serius menjadi relawan!  Dan ingat  meski relawan bukan berarti bertindak se-enak sendiri,  tetapi justru relawan wajib  dan tidak sesekalipun meninggalkan prosedural oprasional yg berlaku di bidangnya masing masing atau undang undang yang berlaku

» RELAWAN  ITU «  :

Relawan itu seseorang yang berada dibalik kesuksesan sebuah kegiatan, tanpa relawan sebaik apapun sistem atau kegiatan tidak akan bisa berjalan. memang berkesan hanya mengikuti sistem atau aturan tapi relawan yang hebat akan memperkaya sistemnya menjadi sangat luar biasa dan menjadikan kegiatan tersebut menjadi bagian dari dirinya. tetap berkomitmen dan tidak pernah lepas dengan atau tidak sesekalipun meninggalkan prosedural oprasional yg berlaku di bidangnya masing masing atau undang undang yang berlaku


oleh .

 *gusbrohem*

*medio 5 january 2005 di pos utama pendopo gubernuran abdullah puteh NAD*

Rabu, 28 Desember 2016

GEMPABUMI SESAR AKTIF GUNCANG PURWOREJO DAN SEKITARNYAk

HARI Senin, tanggal 18 Juli 2016, pada pukul 05.59.00 WIB, wilayah Purworejo dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik dengan kekuatan M=3,6 Skala Richter. Pusat gempabumi ini terletak pada koordinat 7.62 lintang selatan dan 109.92 bujur timur, tepatnya di daratan pada jarak sekitar 18 kilometer arah barat laut Kota Purworejo pada kedalaman hiposenter 13 kilometer.

Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, dampak gempabumi ini menimbulkan guncangan pada I Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau II skala intensitas Modified Mercally Intensity (MMI) di hampir seluruh wilayah Purworejo, Wonosobo, Magelang, dan Kebumen. Gempabumi ini tercatat dengan baik oleh peralatan BMKG dan di berbagai daerah tersebut beberapa orang dilaporkan merasakan guncangan gempabumi.

Meskipun dampak gempabumi tidak signifikan, tetapi peristiwa gempabumi ini menarik untuk dikaji, karena sebelumnya pada tanggal 11 Juli 2016, di tempat yang sama juga terjadi gempabumi dengan kekuatan M=3,5 Skala Richter dan M=2,9 Skala Richter.

Secara tektonik, perlu kita pahami bahwa kondisi tektonik regional wilayah Jawa Tengah juga dikontrol oleh dinamika tunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa. Akibat tunjaman lempeng tersebut terbentuklah struktur-struktur geologi regional berupa sesar aktif di wilayah daratan Jawa Tengah. Sebagai contoh, struktur tersebut dapat diamati di antaranya adalah pola Sesar Kebumen – Semarang – Jepara. Lajur seismotektonik sesar di zona ini umumnya berarah baratdaya-timurlaut.

Peristiwa gempabumi yang mengguncang Purworejo dan sekitarnya pagi ini merupakan gempabumi kecil (minor) yang berkedalaman dangkal. Jika kita perhatikan Peta Geologi Lembar Kebumen, tampak bahwa di zona gempabumi yang lokasinya berada di sebelah utara Kutoarjo terdapat struktur lipatan dan sesar. 

Struktur sesar yang ada di sebelah utara Kutoarjo ini dikenal sebagai Sesar Rebung. Sehingga dengan kedalaman hiposenter 10 - 16 kilometer, maka gempabumi yang terjadi pagi ini kembali dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Struktur sesar yang diduga aktif adalah Sesar Rebung yang struktur sesarnya paralel dengan Sungai Rebung yang melintasi Wilayah Desa Karang Tengah di Selatan dan Wilayah Kecamatan Bruno di Utara.

Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam paska gempabumi belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu masyarakat Purworejo dan sekitarnya dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi hanya berupa guncangan lemah dan tidak tidak menimbulkan kerusakan.***

by. gus bro ..hem

Senin, 26 Desember 2016

Tagana Teman Masyrakat Plus ( T.T.M + )

          TAGANA TEMAN MASYARAKAT  PLUS
              DALAM IKUT SERTA MENDETEKSI 
                POTENSI KERAWANAN SOSIAL
                            oleh : gus idasilva

Tagana Teman Masyarakat Plus Merupakan bentuk dari mengentajawantaan dari suatu relawan yg lahir dan betbasis masyarakat,  dalam ikut serta aktif membantu masyarakat dalam berbagai giat masyarakat secara sosia.

Karena lingkup masyarakat adalah ruang yg begitu terbuka dalam segala hal,  berbagai persoalan muncul,  baik akar persoalan dan permasalahan secara  individu maupun akar permasalahan dan persoalan secara kelompok,  umum dan massal.  

Maka Tagana yg memang lahir dan berbasis masyarakat,  sehingga dengan TTM+ yang melekat pada diri tagana,  bisa ikut serta peran aktif,  sehingga dapat melakukan analisa,  menemukan-kenali serta mendeteksi pola pola kerawanan sosial yang jika tidak di redam,   lama kelamaan akan memicu potensi sumber konflik sosial dan berakibat bencana sosial.

Sehingga mau tidak mau suaru kondisi yang disebabkan oleh perbuatan manusia, yang bersifat mendadak maupun yang bersifat berangsur-angsur, yang menyebabkan kekacauan dan kerugian secara meluas terhadap kehidupan, materi, serta lingkungan. 
Yang menyebabkan bencana sosial yaitu kerusuhan, kemiskinan, perang dan terorisme.
Deteksi dini bencana sosial
Suatu upaya yang ditujukan untuk menemukan dan mengenali dan atau menganalisis potensi munculnya bencana sosial.

Aktifitas ini meliputi pengenalan kepastian serta memahami berbagai penyebab munculnya bencana sosial dan konflik sosial maupun kekerasan dengan ditinjau dari berbagai sudut pandang. Kegiatan ini bukanlah sebagai suatu kegiatan sekali selesai, melainkan dilakukan terus menerus seiring dengan perkembangan situasi.

Bencana Sosial katagori
Kerusuhan massal merupakan salah satu bencana sosial yang interval kemunculannya mendadak, bisa terjadi dimana saja dan belum tentu muncul di wilayah yg sdh masuk rekam wilayah potw si kerawanan,  bisa jadi di sekeliling kita. 

Sebagai Tagana sebagai bagian dari masyarakat berbangsa yang memiliki keberagaman dalam berbagai hal, Indonesia sangat rentan terhadap terjadinya pertikaian atas dasar kepentingan antarkelompok.  

Oleh karena itu, sikap saling menghargai sesama harus tetap dijalin untuk memupuk dan mengembangkan sikap toleransi atas keberagaman yang ada di Indonesia. 
Selain itu, diperlukan pemahaman dan kesepakatan tindakan untuk menegakan hukum yang berkeadilan bagi semua orang.

Penyebab munculnya potensi Bencana Sosial :

1. Instabilitas sosial, ekonomi, dan politik merupakan penyebab utama terjadinya bencana sosial yang selama ini terjadi di sekitar kita. Dalam kasus kerusuhan massal, instabilitas sosial, ekonomi dan politik dapat menjadi sumber utama terjadinya pertikaian antarkelompok yang berujung pada kerusuhan massal.

2. Provokasi atau hasutan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab juga merupakan penyebab terjadinya kerusuhan massal. Dengan menggunakan tangan orang lain, para provokator berusaha untuk mendapatkan keinginannya atau memiliki maksud tersembunyi dengan adanya kerusuhan massal.

Gejala Umum / Kerawanan :

1. Munculnya ISU sosial (SARA), ekonomi, dan politik yang rentan menimbulkan kerusuhan, di beberapa media massa baik skala lokal maupun nasional.

2. Adanya konsentrasi massa yang tidak dikenal, dengan atau tanpa menggunakan atribut, di beberapa titik tertentu terutama di jalan masuk atau keluar dari lingkungan rumah Anda.

3. Adanya gerak-gerik yang mencurigakan dari orang-orang yang tidak dikenal di lingkungan sekitar. 

Identifikasi dini & rootmap :

1. kumpulkan data data sekecil apapun dari satu wilayah yang pernah ada rekam jejak konflik sosial atau bencana soial lainya.

2. lakukan kordinasi dgn perangkat hukum,  pemuka agama,  pemangku adat,  serta tokoh tokoh masyarakat di luar 3 unsur.

3. Lakukan kajian pola pola pergerkannya,  pola pola kemunculannya,  dan karakteristik lainnya,

4. segera lakukan jal yang sama / identifikasi di luar  wilayah yg pernah ada rekam datanya dgn skala prioritas  kesamaan pola,  kesamaan karakter dan kesamaan hegomoni masyarakatnya.

Tindakan Emergency :

1. Kunci semua pintu dan jendela. Usahakan rumah anda terlihat sepi. Amankan seluruh anggota keluarga. Tetap berada di dalam rumah saat kejadian.

2. Segera hubungi pihak berwajib atau satuan pengaman setempat. Laporkan kejadian yang sedang berlangsung secara mendetail kepada petugas yang terkait.

3. Jika tidak memungkinkan berada di dalam rumah, pindahkan seluruh anggota keluarga ke tempat yang lebih aman dengan menggunakan jalur yang berbeda dengan lokasi kerusuhan. Jangan lupa membawa kebutuhan dasar dan peralatan darurat.

4. Bersikap tenang dan siaga terhadap segala kemungkinan. Jika posisi kerusuhan terlau dekat, lakukan negosiasi dengan perusuh agar tidak mengganggu keluarga Anda. Posisikan diri anda di pihak mereka.


itulah makna kecil dari sekian makna TAGANA TEMAN MASYARAKAT PLUS. 


salam kemanusiaan
Gus! Brohem 

SURABAYA TERANCAM GEMPA OLEH Di 2 Patahan Aktif, di bawah kota Surabaya


Warga Kota Surabaya tampaknya perlu waspada. Pasalnya secara geografis ternyata Surabaya berada di bawah dua patahan bumi yaitu patahan Kendeng dan Patahan Rembang. Dua patahan ini diperkirakan masih aktif sehingga suatu saat besar kemungkinan bisa terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar di Surabaya.

Berdasarkan data, daerah dekat Surabaya yaitu Mojokerto pada tahun 1936 pernah terjadi gempa bumi dengan kekuatan antara 6-7 skala richter. Dan ini dampaknya bisa sangat merusak,” kata Dani Hilman Natawidjaja peneliti dari LIPI usai menjadi pembicara dalam seminar Ancaman Gempa di Surabaya dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Mitigasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (21/12/2009).


Jika sudah dipastikan dua patahan bumi masih aktif, maka warga Surabaya sejak awal sudah diperingatkan akan bahaya gempa bumi ini.

Sebenarnya, seberapa pun besarnya gempa tidak akan mematikan. Namun yang mematikan justru karena reruntuhan bangunan yang tidak tahan gempa.

Apa lagi, jika potensi kerusakan bangunan yang dapat ditimbulkan, bisa sangat serius karena kondisi tanah Surabaya merupakan tanah aluvium.

Berdasarkan kajian sementara, struktur tanah Surabaya rentan. Karena dia terbentuk dari tanah endapan sungai dan endapan laut (alivium)

Oleh                   : gus idasilva
Refrensi sumber  : Dani Hilman Natawidjaja peneliti dari LIPI


Potensi Gempa di Surabaya Sangat Merusak



 Hasil penetilian Tim Gempa Institut Teknologi Bandung (ITB) selama beberapa tahun menyimpulkan adanya sesar aktif yang membelah Kota Surabaya. Sesar aktif yang dikenal sebagai Sesar Kendeng ini diperkirakan bisa menimbulkan gempa darat dengan skal lebih dari 6.

Keaktifan Sesar Kendeng ini berdasarkan hasil pengukuran deformasi permukaan tanah di beberapa tempat di Jawa Timur dan di Nusa Tenggara Timur melalui hasil pengukuran GPS geodetik, tercatat bergerak 5 mm per tahun. Data lain yang mendukung sesar ini, yakni kegempaan di Klangon Saradan yang hampir terjadi tiap bulan dengan skala 3 – 4 dan gempa bumi pada tahun 1836 mengguncang Ploso Jombang dengan skala intensitas VII-VIII MMI (Mercally Modified Intensity)
.
Selain itu, gempa yang terjadi di Pasuruan tahun 1889 (VI MMI), Rembang-Surabaya (VII MMI), dan gempa dangkal yg terjadi pada 10 September 2007. Meski skalanya relatif kecil, sekitar 4,9 SR, gempa tersebut merontokkan 234 rumah di tiga kecamatan, yakni Asembagus, Banyuputih, dan Jangkar Kabupaten Situbondo.

Kepala Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim LPPM ITS, Lalu Muhamad Jaelani mengatakan, sesar aktif di daratan umumnya sangat merusak. Hal ini dikarenakan besarnya guncangan merupakan fungsi kekuatan sumber gempa dan jarak sumber gempa. “Walau kekuatan sumber gempanya kecil, tapi kalau letaknya yang dekat maka guncangannya akan besar,” katanya dalam acara Diskusi Terfokus Gempa Surabaya dan Sekitarnya, di gedung Rektorat ITS, Kamis (13/10).
Sebaliknya, walaupun kekuatan sumber gempanya besar, tapi kalau jaraknya jauh sekali maka guncangan yang dirasakan kecil. Sebab, proses penjalaran gempa sewaktu menempuh jarak tersebut secara umum akan membuat (amplitudo) gelombang gempa menjadi semakin kecil.

Menurutnya, keberadaan patahan aktif merupakan salah satu pertimbangan penting dalam perencanaan infrastruktur. Hal ini menjadi kesempatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengkaji respon terhadap gempa di sepanjang Sesar Kendeng secara sistematik dan terintegrasi.
Kajian tersebut paling tidak meliputi asesmen bangunan, asesmen tanah dan asesmen seismologi gempa serta keberadaan zona Sesar Kendeng menjadi sangat penting. Apalagi dari penelitian sebelumnya bahwa di selatan Jawa Timur ada seismik gap yang berpotensi gempa sebesar 8,5 SR. “Oleh sebab itu, ITS berinisiatif membentuk konsorsium kelompok riset gempa untuk menindaklanjuti penelitian ini,” ungkapnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, Kota Surabaya berdiri di daerah aluvium. Kondisi itu tidak hanya berbahaya ketika ada gempa-gempa di dekatnya. Melainkan gempa-gempa jauh akibat subtitusi lempeng di samudera Hindia juga dapat berpengaruh pada keretakan di Surabaya. “Karena Surabaya sedimennya tebal, tanah yang lunak, itu bisa terjadi amplifikasi, pergeseran getaran. Tapi selama ini belum pernah terjadi,” terang Daryono.

Nara Sumber  dan Tim Peneliti
  • Dr. Ir. Amien Widodo,  M.Si (Koordinator)
  • Dr. techn. Umboro Lasminto, ST. MSc
  • Endah Wahyuni, ST, MSc, PhD
  • I Putu Artama Wiguna
  • Ipung Fitri Purwanti, ST, MT, PhD
  • Adjie pamungkas ST., M.Dev.Plg., PhD
  • Dr. Dwa Desa Warnana

PULAU JAWA TERBELAH JADI 2 JIKA SESAR PURBA KENDENG MENGELUARKAN ENERGYNYA 8.5'SR

Data Baru untuk Revisi Peta Gempa Nasional
oleh. gus idasilva

Penelitian terbaru membuktikan, sesar yang memanjang di bagian utara laut Pulau Bali hingga daratan Jawa bagian utara aktif. 
Temuan itu membawa konsekuensi ada potensi gempa baru di kawasan yang selama ini dinilai aman, termasuk Kota Surabaya.


Fokus riset ini awalnya untuk mengamati zona gempa di busur belakang (back arch) kawasan utara Flores hingga utara Bali dan Jawa bagian timur. 
Jalur kegempaan itu telah diketahui yang menyebabkan gempa diikuti tsunami Flores pada 1992.
Untuk gempa di utara Bali datanya minim meski bukti kegempaannya cukup banyak. Riset kami mengonfirmasi keaktifan zona gempa ini Riset yang dilakukan dengan memantau pergerakan global positioning system secara terus menerus sejak 2008 menemukan, sesar di utara Pulau Bali amat aktif.
Temuan baru lain, patahan di utara Bali itu dideteksi menerus ke arah barat hingga di daratan Jawa bagian utara atau dikenal sebagai Sesar Kendeng.
Riset itu juga melibatkan peneliti Badan Informasi Geospasial (BIG), serta para peneliti dari Australian National University. 
Hasil riset baru-baru ini dipublikasikan di jurnal internasional American Geophysical Union (AGU).
Maka kesimpulan akhir bahawa ada sesar di kawasan Kendeng Utara itu sudah dikenal di kalangan peneliti. 
Namun, bukti sesar itu aktif dengan kecepatan gerakannya mencapai 5 milimeter per tahun. 
Adanya mud volcanoes (gunung api lumpur) di sekitar Porong kemungkinan juga terkait keaktifan sesar ini. Gempa yang melanda Bojonegoro beberapa waktu lalu diduga masih terkait
 
Konsekuensi mitigasi 
 
Temuan tentang keaktifan Sesar Kendeng ini, menurut Irwan, akan diusulkan dalam perubahan peta gempa nasional. 
Temuan ini membawa konsekuensi peta rawan bencana gempa di Jawa perlu diubah, 
terutama bagi Surabaya dan kota-kota lain di jalur ini yang selama ini dikira aman ternyata punya potensi gempa. Apalagi, kawasan ini ada cukup banyak industri
Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengapresiasi temuan baru tersebut. Itu akan menambah khazanah sumber gempa sehingga membantu perbaikan dalam mitigasi.
 
Zona sesar di utara Bali, terbukti beberapa kali menimbulkan gempa besar diikuti tsunami.
Menurut data Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), setidaknya delapan gempa besar pernah terjadi di Bali sejak abad ke-19, dua di antaranya pada 22 November 1815, 21 Januari 1917.
 
Dalam katalog gempa bumi Arthur Wichman (1919) disebutkan secara rinci bahwa gempa pada 1815 terjadi sekitar pukul 23.00. Gempa mengguncang kawasan pantai utara Bali dan menghancurkan banyak bangunan. Gempa yang sama juga memicu tsunami besar yang menewaskan setidaknya 1.200 warga Kerajaan Buleleng.
 
Namun, riset itu membutuhkan kajian lanjutan, terutama dugaan kemenerusan sesar itu dari busur belakang Sesar Flores dan utara Bali hingga Kendeng. 
Dan jika Sesar Kendeng disebutkan terkait Sesar Flores, perlu studi seismisitas, termasuk plot hiposenter dan analisis mekanisme sumbernya,
Sesar Kendeng merupakan sistem terpisah dan pembentukannya didominasi adanya penekanan busur gunung api di zona Jawa Tengah hingga Jawa Timur pada masa lalu. 
Namun, temuan bahwa Sesar Kendeng itu aktif perlu mendapat perhatian terkait strategi mitigasi bangunan-bangunan di zona ini.
 
 
#gus idasilva
REFRENSI SUMBER :
1. BMKG
2. Badan Informasi Geospasial (BIG), 
3. American Geophysical Union (AGU). 
4. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS)
 
 
 

EARLY WARNING BENCANA HIDROMETEOROLOGY

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan memasuki puncak musim hujan pada beberapa pekan ke depan hingga periode awal 2017 akan meningkatkan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang di Bandung dan Aceh, tanah longsor di Garut, serta angin kencang di Kalimantan Selatan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto saat dihubungi oleh Greeners mengatakan, dalam beberapa pekan ke depan sebagian wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan. Selama beberapa hari ke depan, lanjutnya, suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera dan Jawa relatif tinggi dan diramalkan potensi hujan masih terus meningkat hingga satu minggu ke depan.
“Prediksi ini akan terjadi khususnya di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Masyarakat pun diimbau agar lebih waspada terhadap dampak yang ditimbulkan,” jelasnya, Jakarta, Rabu (16/11).


Dari 1.985 bencana, bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi yaitu 659 kejadian. Selanjutnya adalah puting beliung (572), longsor (485), kebakaran hutan dan lahan (178), kombinasi banjir dan longsor (53), gelombang pasang dan abrasi (20), gempa bumi (11), dan erupsi gunung api (7).
Bencana longsor merupakan bencana yang menimbulkan korban meninggal dunia paling banyak yaitu 161 orang. Selain itu, banjir menyebabkan 136 orang tewas, kombinasi banjir dan longsor (46 orang), puting beliung (20 orang), erupsi gunung api (7 orang), gempa bumi (3 orang), dan kebakaran hutan dan lahan (2 orang). Diprediksikan dampak bencana ini akan terus bertambah

Patahan kendeng

Patahan Kendeng Aktif, 

Daerah Probolinggo Rawan Gempa dan Tsunami Kecil,
patahan Kendeng sepanjang sekitar 300 kilometer itu membujur mulai dari perairan utara Bali hingga perairan Semarang yang ada di Jawa Tengah. Lempeng ini melintasi Kabupaten Probolinggo sehingga berpotensi mengalami gempa serta tsunami. “Keberadaan lempeng tektonik tersebut meski sebelumnya sempat tidak aktif, namun berdasarkan temuan para ahli geologi, patahan atau sesar Kendeng itu akhir-akhir ini mengalami pergeseran lempeng tektonik berkisar 5-6 mm per tahun. Potensi gempa yang diakibatkannya pun tak terlalu besar, hanya berkisar 1- 2 skala Richter.

  peta rawan bencana gempa. Dari peta tersebut, ada ratusan desa di tujuh kecamatan yang berada di jalur pantura Probolinggo termasuk dalam kawasan yang berpotensi mengalami gempa tektonik akibat pergerakan patahan Kendeng. “Gempa tektonik ini yang berpotensi menyebabkan adanya tsunami.

 

 Selain faktor patahan Kendeng, Dwijoko mengungkapkan potensi gempa di Kabupaten Probolinggo juga terjadi karena adanya tiga gunung api di Kabupaten Probolinggo. “Ketiga gunung api itu yakni Gunung Bromo, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Kedua gunung api yang disebut terakhir sudah lama tidak aktif, dan  mengimbau masyarakat khususnya di kawasan pesisir lebih siap dan waspada apabila terjadi gempa agar segera melakukan evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi apabila air laut tiba-tiba surut pasca terjadinya gempa. “Kami minta warga tenang karena potensi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami diprediksi tidak akan terlalu besar, jika dibandingkan dengan potensi gempa bumi dan tsunami di daerah selatan Jawa,

 

 

Geologi Regional Kuningan

1 Geologi Regional
Menurut Van Bemmelen (1949), Jawa Barat dibagi lima satuan fisiografi yang merupakan bagian dari jalur fisiografi dan struktural yang secara umum berarah Barat Timur. Lima satuan fisiografi dengan urutan sebagai berikut :
1. Daerah Paparan Pantai Jakarta ; terbentang mulai dari Serang hingga Cirebon, tersusun atas batuan yang sebagian besar terdiri atas endapan aluvium (endapan banjir dan endapan pantai), endapan lahar dan aliran lumpur hasil gunung api Kuarter.
2. Jalur Bogor ; terbentang mulai dari Jasinga di sebelah barat Bogor hingga menuju Bumiayu di Jawa Tengah. Jalur ini terdiri atas bukit dan punggungan yang merupakan antiklinorium rumit dan cembung ke arah utara, tersusun oleh lapisan Neogen yang terlipat kuat kemudian diikuti oleh kegiatan tubuh batuan beku berupa boss dan neck.
3. Jalur pegunungan Bayah ; terbentang dari sebelah barat jalur Bogor dengan penyebaran yang tidak begitu luas jika dibandingkan dengan penyebaran satuan fisiografi yang lainnya.
4. Jalur Bandung ; terbentang dari sebelah timur Jalur Pegunungan Bayah hingga kesebelah timur Tasikmalaya dan berakhir di Sagara Anakan di pantai Selatan Jawa Tengah. Secara struktural Jalur Bandung merupakan puncak dari antiklin Pulau Jawa yang telah mengalami penghancuran pada akhir zaman Tersier.
5. Daerah Pegunungan Selatan Jawa Barat terbentang dari sekitar Teluk Pelabuhan Ratu di sebelah barat hingga ke Pulau Nusakambangan di sebelah timur. Satuan fisiografi ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Jampang, Pangalengan, dan Karangnunggal.
Berdasarkan pembagian satuan fisiografi wilayah Jawa barat tersebut, maka daerah penelitian termasuk kedalam jalur Bogor bagian Timur.
1). Geomorfologi Regional
Perkembangan morfologi suatu permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh berbagai proses, baik yang telah maupun sedang berlangsung, dimana setiap proses akan memberikan atau membentuk ciri-ciri atau kesan tertentu pada daerah tersebut.
Bila proses erosi berlangsung pada suatu daerah dengan tingkatan energi yang berbeda dengan daerah lain, maka morfologi permukaan yang terbentuk pada daerah tersebut akan berlainan. Struktur geologi dan kekerasan litologi merupakan faktor pengontrol utama didalam proses tersebut. Proses geologi yang mempengaruhi suatu daerah tersebut terjadi saling berkaitan satu sama lainnya, perkembangan geomorfologi merupakan cermin dari berbagai proses geologi yang berkembang. Berdasarkan proses geomorfologi di atas dan hasil analisis kenampakan relief permukaan, kemiringan lereng, ketinggian, material penyusun, struktur geologi dan pola pengalirannya, maka daerah penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu :

a. Satuan geomorfogi perbukitan sedimen curam
Satuan geomorfogi ini menempati bagian berat hingga selatan dengan luas sekitar 55 % dari seluruh luas daerah penelitian, meliputi daerah Gunung Klaban, Lebak herang, Balandongan, Sagara hingga daerah situ kulaon. Elevasinya antara 300 m sampai 650 m di atas permukaan laut. Topografi pada satuan geomorfologi ini relatif curam dengan kemiringan lereng antara 30-40 %. Pola pengaliran yang berkembang pada satuan ini adalah pola dendritik dan sub-radier, dengan sungai-sungai yang relatif mengalir sepanjang tahun, yaitu Sungai Cigolo dan Cipaing, sedangkan anak sungainya bersifat berkala (intermiten). Arah aliran sungai pada umumnya berarah selatan-utara. Tingkat erosi yang berkembang pada daerah ini merupakan tingkat erosi sangat muda, hal ini dicirikan oleh bentuk lembah yang mempunyai huruf ”V” yang menunjukan erosi vertikal relatif lebih intensif dibandingkan ke arah vrtikalnya.
Karakteristik Litologi penyusun satuan geomorfologi ini umumnya adalah batu pasir yang mencerminkan perbukitan-perbukitan curam. Penduduk setempat memanfaatkan satuan geomorfologi yang berupa perbukitan curam ini untuk lahan pertanian, sebagian kecil untuk pemukiman dan umumnya berupa hutan.
b. Satuan geomorfologi perbukitan sedimen bergelombang
Satuan geomorfologi ini berkembang dibagian barat laut, timur dan tengah daerah penelitian dengan luas sekitar 25 % dari seluruh luas daerah penelitian, meliputi daerah Ciwaru, Segong, Garahaji, Walahar, Tegalana, Pabuaran dan Pasir jambu. Satuan ini memperlihatkan suatu perbukitan dengan kemiringan lereng berkisar antara 10-25 %, dengan elevasi berkisar antara 200 m sampai 300 m diatas permukaan laut. Pola pengaliran yang berkembang pada satuan ini adalah pola pengaliran subparalel dan dendritik, dengan sungai-sungai yang bersifat mengalir sepanjang tahun (tetap), dan anak anak sungainya bersifat interrniten. Tingkat erosi pada satuan geomorfologi ini adalah erosi muda, yang diperlihatkan oleh lembahnya yang berbentuk huruf ”V” seperti di hulu sungai Cijambu dan Citaal dan anak anak sungainya. Karakteristik litologi penyusun pada satuan geomorfologi ini terdiri atas Batu Pasir dan Batu Lempung. Penduduk setempat memanfaatkan satuan geomorfologi yang berupa perbukian bergelombang ini untuk lahan pertanian, persawahan, dan pemukiman.
c. Satuan geomorfologi pedataran aluvium
Satuan geomorfologi ini terletak dibagian daerah penelitian dengan luas sekitar 10 % dari seluruh luas daerah penelitian, yang meliputi daerah Galajati dan Gala herang, satuan geomorfologi ini merupakan pedataran dengan elevasi antara 100m sampai 200m diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya antara 0 sampai 8 %. Pola pengaliran yang berkembang pada satuan ini adalah berkelok (meandering), Bagian sungai utamanya adalah sungai Cisanggarung dan citaal yang bersifat mengalir sepanjang tahun (tetap).
Tingkat erosi yang berkembang pada satuan ini adalah tingkat erosi tua, hal ini diperlihatkan oleh bentuk lembah yang menyerupai huruf ”U” yang menunjukan erosi lateral relatif lebih intensif dibandingkan arah vertikalnya.
Karakteristik litologi penyusun pada satuan geomorfologi ini adalah aluvium. Penduduk setempat memanfaatkan satuan geomorfologi yang berupa pedataran ini umumnya untuk lahan pesawahan, pertanian dan pemukiman.
2). Stratigrafi Regional
Van Bemmelen (1949) telah menyusun urutan stratigrafi Jalur Bogor bagian Tengah dan Timur mulai dari lapisan batuan yang berunur paling tua sampai ke lapisan yang berumur paling muda, yaitu :
a. Pemali Beds atau Formasi Pemali menempati posisi paling bawah, terdiri atas serpih, lempung, batupasir kuarsa, napal dan batu gamping dengan kandungan fosil Spirolypeus sp, sehingga menafsirkan umur Formasi permali ini adalah Miosen bawah. Sedangkan Formasi Pemali bagian atas yang mengandung fosil Cyclo/ypeus annu/atus MARTIN, Lepidocycylina sp dan Miogypsina sp. Ditafsirkan berumur Miosen Tengah dan bagian atas dari Miosen bawah. Ketebalan dari lapisan ini minimum 500-1200 meter untuk bagian timur dari Jalur Bogor.
b. Formasi Rambatan terletak selaras diatas Formasi Pemali. Di lembar Majenang, Formasi Rambatan bagian bawah berupa batupasir gampingan, berwarna abu-abu muda jingga kebiruan, konglomerat dengan sisipan napal dan serpih. Bagian atasnya terdiri dari napal abu-abu tua, lempung serpihan dan batu pasir gampingan. Ketebalan formasi ini mencapai 300 meter. Berdasarkan kandungan fosil foraminiferanya, maka umur Formasi Rambatan ini adalah Miosen Tengah (Marks, 1961).
c. Diatas formasi rambatan diendapkan secara selaras Formasi lawak. Dibagian bawah formasi ini batuannya berupa napal kehijauan dengan sisipan batupasir gampingan, batugamping foraminifera. Bagian atasnya berupa napal globigerina dengan sisipan batupasir. Tebal seluruhnya sekitar 150 meter (Kastwo, 1975). Dalam formasi ini hetzel (1935) menemukan fosil Cycloclypeus indofasificus TAN, Radiocyclocclypeus.sp, Tribliolepidina radiata MARTIN dan lain-lain. Umur formasi ini Miosen Atas bagian tengah (Kastowo, 1975).
d. Formasi halang atau Halang Series terletak selaras diatas Formasi Lawak. Dilembar Majenang, formasi ini berupa selang-seling batu pasir andesitik, batupasir tufaan, napal dan lempung serpih. Menurut Hetzel (1935) dibagian atas halang series terdapat sisipan batu gamping koral tidak berlapis. Bagian bawahnya berupa breksi andesit, konglomerat, dan tuf batuapung dengan sisipan batugamping abu-abu dan batu gamping napalan. Formasi Halang merupakan batuan sedimen jenis turbidit dengan struktur sedimen yang jelas seperti perlapisan bersusun, konvolut laminasi, seruling dan lain-lain. Ketebalan formasi ini seluruhnya mencapai 2400 meter. Fosil banyak ditemukan dalam formasi ini, berupa fosil moluska, koral dan foraminifera. Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan dalam formasi, maka umur formasi halang ini adalah Miosen Atas (Kastowo, 1975).
e. Formasi halang ditutupi oleh Formasi Kumbang secara tidak selaras (Kastowo,1975). Litologinya terdiri atas breksi gunung api andesit, pejal dan tidak berlapis, termasuk aliran lava, tufa berwarna abu-abu dan batupasir tufaan, konglomerat bersisipan lapisan megnetit. Breksi terpropilitisasi terdapat didaerah yang sempit. Ketebalan formasi ini seluruhnya mencapai 2000 meter. Berdasarkan kedudukan stratigrafinya, umur formasi kumbang adalah Pliosen Bawah (Hetzel, 1935 dan kastowo, 1975). Sedangkan Van Bemmelen, 1949) menyebutkan bahwa umur Formasi ini adal Miosen atas.
f. Formasi Tapak terletak selaras di atas Formasi Kumbang. Bagian bawah terdiri atas batu pasir kasar kehijauan, ke arah atas berangsur-angsur berubah menjadi batupasir kehijauan dengan sisipan napal pasiran berwarna abu-abu sampai kekuning-kuningan, batu gamping terletak di bagian atas. Ketebalan maksimum Formasi ini sampai 500 meter. Umur Formasi tapak adalah Pliosen tengah bagian bawah (Hetzel,1935 dan kastowo,1975).
g. Diatas Formasi Tapak diendapkan secara selaras Formasi Kalibiuk. Dilembar Majenang, Formasi Kalibiuk terdapat di daerah sebelah utara Bentarsari. Batuan bagian bawah berupa batulempung dan napal biru berfosil, bagian sebelah atasnya mengandung lebih banyak sisipan batupasir. Umur Formasi kalibiuk ini adalah Pliosen Tengah (Hatzel,1935 dan Kastowo, 1975).
i. Formasi Kaliglagah terletak tidak selaras di atas Formasi kalibiuk (Van Bemmelen,1949 dan Kastowo, 1975). Bagian atas terdiri batupasir kasar dan konglomerat, batulempung dan napal semakin berkurang dibagian atas. Bagian bawahnya terdiri atas batulempung hitam, napal hijau, batupasir abdesitik dan konglomerat. Ketebalannya sekitar 350 meter (kastowo, 1975). Sedangkan umur dari Formasi ini adalah Pliosen Atas (Hetzel,1935 dan Kastowo,1975).
j. Selanjutnya Formasi Mengger terletak tidak selaras diatas Formasi Kaliglagah. Pada lokasi tipenya di Gunung Mengger – Bumiayu, litologinya terdiri atas tuf kelabu dan batupasir tufaan dengan sisipan konglomerat dan lapisan tipis pasir magnetik. Umur formasi ini adalah Plistosen Bawah (Van Bemmelen, 1949).
k. Formasi mengger ditutupi secara selaras oleh Formasi Gintung. Dilembar Majenang litologinya terdiri atas konglomerat bersisipan batupasir abu-abu kehijauan, batulempung pasiran, lempung, batupasir gampingan dan konkresi batupasir napalan. Umur Formasi Gintung ini adalah Plistosen Tengah (Kastowo, 1975). Kegiatan vulkanik didaerah Zona Pegunungan Serayu Utara pada plistosen Atas menghasilkan Formasi Linggopodo dan menutupi batuan yang telah ada sebelumnya dengan membentuk ketidakselarasan menyudut (Van Bemmelen,1949). Menurut Kastowo (1975), dilembar majenang, Formasi Linggopodo terletak selaras diatas Formasi Gintung. Batuan yang menyusun Formasi ini berupa breksi, tuf, endapan lahar bersusunan andesit, berasal dari Gunung Slamet Tua. Umur Formasi Linggopodo adalah Plestosen Atas (kastowo,1975). Selanjutnya kegiatan vulkanik muda dan pembentukan endapan terus berlangsung hingga kini dengan membentuk endapan Resen. Endapan-endapan Resen tersebut berupa endapan hasil gunung api muda dari gunung Ciremai, Gunung Sawal, Gunung Slamet disamping itu endapan lainnya adalah kipas aluvium, undak-undak sungai dan endapan aluvial.
3). Struktur Geologi Regional
Struktur Geologi yang di jumpai di daerah peneletian merupakan gejala dari penyebaran struktur secara regional. Struktur di Pulau Jawa pada umumnya berarah Barat-Timur, Zona Bogor di batasi oleh sesar sesar yang berarah Baratlaut-Tenggara. Daerah penelitian termasuk ujung timur Zona Bogor yang terlipat kuat sehingga menghasilkan suatu antiklinorium yang berarah Barat-Timur. Selain itu terjadi sesar-sesar yang menyebabkan pergeseran dari sumbu-sumbu antiklin dan terjadi setelah pengendapan Formasi Halang.
Van Bemmelen (1949) mengatakan bahwa Zona Bogor merupakan satu dari lima jalur fisiografi di daerah jawa barat dan sebagai daerah antiklinorium yang sedikit cembung ke utara, membentang dari barat ke timur mulai dari Rangkasbitung sampai ke daerah Bumiayu telah mengalami dua kali periode tektonik, yaitu : (a) Periode Tektonik Mio-Pliosen, (b) Periode tektonik Plio-Plistosen.
Hadiwisastra dan Martodjojo (1977) menamakan Zona Bogor ini sebagai Palung Bogor yang memisahkan paparan benua di bagian utara dan Jawa Platform di bagian selatan. Daerah ini terkenal sangat aktif sepanjang Zaman Tersier yang membentuk Antiklinorium yang kuat yang disebabkan oleh tekanan yang membentang mulai dari Rangkasbitung sampai ke Bumiayu dengan arah Barat-Timur. Pada akhir Miosen Tengah terbentuk lipatan dengan inti terdiri atas endapan-endapan yang berumur Miosen Tengah dan sayap-sayapnya dibentuk oleh endapan-endapan yang berumur Pliosen dan Plistosen Bawah. Lipatan pada umumnya cenderung agak cembung kearah utara, akibat tekanan yang kuat yang berasal dari selatan. Pada plistosen terjadi sesar-sesar naik.
Pada periode tektonik Mio-pliosen terjadi pembentukan geoantiklin Pulau Jawa yang terletak dibagian Selatan Pulau Jawa. Timbulnya gaya-gaya yang berarah Utara menghasilkan struktur lipatan dan sesar dibagian Utara. Gejala itu dibuktikan dengan dapatnya ketidakselarasan antara Formasi Cidadap dengan Formasi Kaliwangu yang berumur Pliosen Bawah (Van Bemmelen, 1949).
Antiklinorium yang terbentuk pada Miosen Atas atau Mio-Pliosen diterobos oleh tubuh batuan beku dasit atau andesit homblenda yang terdiri atas :
1. Boss yang terdapat diantara Jalur Bogor bagian Barat dan Tengah.
2. Kelompok boss dan neck di Purwakarta yang merupakan perbatasan antara Jalur Bogor bagian Tengah dan Timur.
3. Ekstrusi Breksi Kumbang yang terletak dibagian paling timur dan jalur Bogor.
Pada periode tektonik Plio-Plistosen berlangsung pula proses perlipatan dan pensesaran yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang berarah utara. Gaya-gaya tersebut diakibatkan oleh adanya amblesan dibagian Utara Jalur Bandung yang kemudian menimbulkan struktur lipatan serta sesar naik dengan arah Utara. Akibat adanya tekanan yang kuat mengakibatkan terbentuknya sesar naik di bagian Utara jalur Bogor yang merupakan suatu jalur memanjang antara Subang hingga gunung Ciremai sepanjang kurang lebih 70 km, sesar naik ini dikenal dengan Baribis Thrust. Berdasarkan konsep wrench tectonic, Situmorang,dkk (1971) telah membuat peta tektonik Pulau Jawa berupa peta struktur lipatan dari pola sesar. Beberapa unsur tektonik adalah sebagai berikut :
1. Sistem rekahan meridional yang terbentuk di Pulau Jawa merupakan hasil dari kompresi lokal yang berarah Utara ke Selatan yang erat hubungannya dengan pergerakan aktiv lempeng Samudera Hindia terhadap lempeng Benua Asia.
2. Wrench orde pertama, kedua, dan ketiga mengikuti sistem lipatan primer, dimana ditemukan hanya beberapa lipatan.
Berdasarkan pengukuran arah dan jurus kemiringan lapisan dilapangan, Situmorang dkk (1971) telah memplotnya kedalam diagram rosset, kemudian menarik kesimpulan bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya yang berarah Barat daya-Timur laut.
Koesoemadinata dan Pulonggono (1975) berpendapat bahwa jalur bogor yang memanjang kearah Tenggara dan membentuk cekungan turbidit Cirebon Banyumas memiliki kesamaan dengan suatu geantiklin. Keadaan ini ditunjang oleh penyelidikan gaya berat di lembah citanduy yang menunjukan adanya suatu cekungan dalam yang berarah Barat laut-Tenggara yang ditempati oleh sedimen Miosen bercirikan endapan flysch hasil mekanisme pengendapan arus turbidit. Cekungan tersebut di tafsirkan sebagai patahan dasar (basement fault) yang terbentuk pada zaman tersier, dimana dataran Sunda yang lenkorsolidasi pada akhir mesozoikum mengalami penseseran yang menghasilkan suatu sistem sesar dalam bentuk ”horst dan graben” dan mengakibatkan berlangsungnya sedimentasi non marine yang tebal disertai kegiatan gunung api secara lokal. Suatu cekungan pada prinsipnya dikontrol oleh patahan dasar yang berpengaruh terhadap pembentukan sedimen dalam cekungan tersebut 

 

gus idasilva

Kajian Resiko Bencana Alam Patahan Lembang di Kecamatan Lembang, Parompong, Dan Cisarua Kabupaten Bandung Barat


Sebuah dokumen rekam jejak bencana di pulau jawa tahun tahun silam bisa dijadikan sebagai letrasi, rujukan dalam membuka kembali rekam jejak pulau jawa terhadap sesar sesar purba.

Daerah patahan lembang merupakan daerah yang sangat rawan dengan gempa bumi. Selain sebagai media rambat gelombang gempa bumi dari sesar-sesar aktif lainnya di Jawa Barat.
Patahan lembang dari tahun 2009 hingga 2015 mengalami pergerakan dari 22 sampai 29 km yang mengakibatkan semakin banyak resiko bencana.
Dengan keadaan patahan lembang yang masih aktif, alih fungsi lahan disusul banyak penduduk yang hidup di sekitar patahan lembang dan rendah kesadaran masyarakat sekitar membuat kajian risiko bencana di daerah patahan sangat perlu dilakukan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan studi kajian resiko di kawasan tersebut.
Tujuannya mengetahui sejauh mana tingkat resiko bencana di Kawasan Patahan Lembang yang sudah merambat hingga 7 km dengan kepadatan penduduk dan alih fungsi lahan yang tinggi di kawasan tersebut

.
Rencana Aksi Nasional Penanganan Resiko Bencana 2010-2012, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Direktorat Pengurangan Resiko Bencana. 2013. Indeks Resiko Bencana Indonesia: BNPB, Jakarta.
Kecamatan Lembang Dalam Angka. 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Lembang Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Lembang Dalam Angka. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Lembang Dalam Angka. 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Lembang Dalam Angka. 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Parongpong Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Parongpong Dalam Angka. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Parongpong Dalam Angka. 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Parongpong Dalam Angka. 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Cisarua Dalam Angka. 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Cisarua Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Cisarua Dalam Angka. 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Cisarua Dalam Angka. 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kecamatan Cisarua Dalam Angka. 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka. 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

by. gus bro hem 

Refrensi sumber.
Buku Lutfi Mutaali. 2014. Perencanaan Pengembangan Wilayah Berbasis Pengurangan Resiko Bencana, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

12 Tahun pasca gempa dan tsunami aceh

Mengenang Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004.

Tsunami Aceh, 26 Desember 2004 memberi perspektif baru bahwa zona subduksi yang dikira tak aktif ternyata bisa patah dan mencipta gempa bermagnitudo di atas sembilan. Indonesia yang sebagian wilayahnya berupa pesisir yang berhadapan langsung dengan zona subduksi, tsunami seharusnya menjadi tantangan besar untuk disikapi. Tsunami Aceh adalah titik balik.

Gempa dengan skala di atas sembilan itu semula kemungkinannya dianggap kecil bisa terjadi di zona subduksi yang umurnya tua, seperti di zona tumbukan lempeng Eurasia dengan Indo-Australia di Samudra Hindia.

Gempa bermagnitudo besar bisa terjadi di mana pun di zona subduksi. Periode gempa besar itu pun sulit diterka. Zona subduksi megathrust Sumatera, sumber gempa bumi yang relatif sedikit diketahui, tetapi memiliki kemampuan menciptakan bencana besar.

Di zona ini, lempeng (Samudra) Indo-Australia bergerak menunjam ke bawah lempeng (benua) Eurasia dengan kecepatan 50-60 mm per tahun. Bidang kontak antara lempeng yang menunjam dan batuan di atasnya disebut bidang subduksi atau megathrust. Sampai kedalaman 40 km dari palung, bidang subduksi umumnya bersifat regas dan di sejumlah tempat terekat erat.

Suatu saat, tekanan yang terhimpun di antara dua lempeng itu jadi terlalu besar untuk ditahan sehingga akan terhentak amat kuat ke atas dengan tiba-tiba. Lentingan lempeng itu menghasilkan guncangan keras yang dikenal sebagai gempa bumi. Setelah itu, bidang kontak akan merekat lagi, mengumpulkan daya, dan suatu ketika kembali melenting tiba-tiba.

Pada 2003, telah ditemukan megathrust yang sudah di ujung siklus. Dalam diskusi tentang kondisi geologi Selat Sunda, Rabu, 1 Oktober 2003, di Auditorium Museum Geologi, Bandung, Jawa Barat, seorang peneliti dari LIPI memaparkan temuan tentang siklus seismik gempa bumi besar di segmen Pulau Siberut, Mentawai. Gempa dan tsunami pernah terjadi di sekitar zona subduksi Mentawai tahun 1381, 1608, 1797, yang terakhir 1833.

Aktivitas seismik di zona subduksi itu mengangkat naik pulau-pulau di Mentawai sekitar 2 meter. Jika gempa yang diperkirakan berkekuatan 9 skala Richter terjadi, Padang bisa dilanda tsunami.

Gempa bumi terkuat yang pernah diingat masyarakat Padang terjadi 10 Februari 1797 sekitar pukul 20.00. Cahaya purnama sidi menerangi malam, tetapi kegelapan segera melingkupi saat gempa tiba-tiba terjadi guncangan pertama terjadi hingga satu menit lalu gelombang laut memenuhi sungai dan menenggelamkan seluruh kota.

Juli 2004 telah diingatkan kepada penduduk di Kepulauan Mentawai tentang ancaman tsunami. Peringatan juga kepada warga Padang yang daerahnya berhadapan dengan Pulau Simeulue.

Lima bulan kemudian, gempa besar benar terjadi. Bukan di Mentawai, tetapi di sisi lebih ke utara, di dekat Simeulue. Tsunami raksasa menyusul gempa itu melumatkan pantai padat hunian di Aceh.

Setelah gempa Aceh 2004, kembali mengingatkan ancaman megathrust di segmen Siberut. Namun, kali ini gempa berkekuatan 8,7 skala Richter terjadi di Nias pada 28 Maret 2005. Gempa disusul tsunami itu menewaskan ratusan orang di Nias.

Gempa berikutnya juga terjadi di Busur Sunda, tetapi lagi-lagi tidak di segmen Mentawai. Pada 17 Juli 2006, gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter yang memicu tsunami melanda Pangandaran, Jawa Barat. Sebanyak 730 orang yang tinggal di pesisir selatan Jawa tewas.

Baru pada 12 September 2007, terjadi gempa berkekuatan 8,4 skala Richter di sekitar Pulau Mentawai di kedalaman 20-30 km. Namun, bagi Danny dan Kerry, ancaman dari rentetan gempa di segmen itu belum berakhir. Gempa raksasa yang ”tertidur” sejak terakhir ”bangun” tahun 1797 dan 1833 belum sepenuhnya terusik.

Gempa pada September 2007 itu dinilai hanya di pinggiran zona subduksi Mentawai. Diyakini, gempa besar yang disusul tsunami masih mengancam Padang, Sumatera Barat. Apalagi, kemudian terjadi gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang Kepulauan Mentawai pada Senin, 25 Oktober 2010. Gempa itu berlokasi lebih ke utara dari pusat gempa pada September 2007. Pusat gempa itu lebih dekat ke kuncian raksasa Mentawai.

Selalu ingat dan waspada ...

oleh. gus idasilva

Minggu, 25 Desember 2016

H A G I

Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) merupakan organisasi yang menghimpun para ahli geofisika di Indonesia. Himpunan profesi ini dengan A.D. dan A.R.T. dan nama yang sah yang berdiri pada tanggal 9 Oktober 1976. HAGI berperan aktif dalam berkontribusi kepada masyarakat, melalui bantuan informasi dan tenaga ahli yang diperlukan dalam upaya-upaya yang terkait dengan Ilmu Geofisika serta pemanfaatannya, baik dalam mitigasi bencana maupun sosialisasi di bidang pendidikan, yang sesuai dengan visi dan misi HAGI dengan menempatkan HAGI sebagai salah satu organisasi profesi yang strategis dan penting dalam konsep Ketahanan Energi Negara Kesatuan Republik Indonesia

HAGI ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial, baik dalam usaha sosialisasi pendidikan Geofisika bagi murid sekolah-sekolah dan guru-guru sekolah, mengundang pihak instansi pemerintah lokal atau dosen universitas lokal pada kursus-kursus regular HAGI, mapun dalam bentuk penyuluhan tentang terjadinya gempabumi serta cara penyelamatan dari bencana, seperti yang telah telah dilakukan di Medan, Padang, Begkulu, Lampung dan Yogya. HAGI juga ikut aktif mengadakan penggalangan dana serta memberikan bantuan bagi korban bencana alam yang beberapa kali terjadi di Indonesia, seperti Tsunami Aceh, Gempa Padang, Gempa Yogyakarta, Gempa Pangandaran, Letusan Gunung Merapi, Letusan Gunung Sinabung, serta yang terakhir Korban Tanah Longsor Banjarnegara.

Syarat Menjadi Anggota:

    Warga negara Indonesia
    Lulusan S1,S2,S3 Ilmu geofisika

Cara Masuk Menjadi Anggota:

    Bagi calon pendaftar silahkan mendaftar di sini
    Setelah melakukan pendaftaran, siahkan konfirmasi pendaftaran di sini

Fasilitas yang diperoleh:

    Berkesempatan untuk turut serta dalam acara nasional dan internasional di dalam maupun di luar negeri
    Berkesempatan untuk turut serta mengikuti acara pertemuan informal berkala

Kegiatan:

    Seminar: UAV FOR MAPPING EARTH SURFACE
    HAGI Guest Lecture “Evaluation Formation”

Untuk informasi selengkanya mengenai Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dapat dilihat di website resminya http://www.hagi.or.id/

Alamat:

Patra Office Tower, 18th Floor (Suite 1820)
Jln. Jendral Gatot Subroto Kav. 32-34 – Jakarta 12950 – Indonesia
T/F: (+62-21) 525-0040
Email: secretariat@hagi.or.id

Peta Lokasi:

Pendampingan Sosial bukan Trsuma Hailing

oleh. gus Idasilva

Bencana akan diikuti dengan berbagai kebutuhan yang muncul. Diawali dengan kebutuhan untuk mencari tempat yang aman, makanan, pakaian, pengobatan bagi yang terluka, dan seterusnya.  Selain itu, ada juga kebutuhan yang sifatnya non fisik. Kebutuhan psikososial, tidak terlihat tetapi dapat dirasakan. 

Sungguh menggembirakan ketika dalam beberapa tahun terakhir sudah semakin banyak orang yang menyadari kebutuhan ini dan berusaha melakukan sesuatu untuk memenuhinya. Saya sendiri mulai mengenal kegiatan pemulihan psikososial ini pada tahun 2001. Saat itu saya mengenalnya dengan nama trauma healing atau konseling trauma yang jika diterjemahkan menjadi penyembuhan trauma. Ketika semakin menekuni hal ini, saya menyadari bahwa penggunaan kata ‘konseling trauma’ atau ‘trauma healing’ tidak sepenuhnya tepat. Terlebih ketika paradigma pemulihan menjadi lebih mengutamakan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan oleh diri atau komunitas itu sendiri.  Konseling trauma, trauma healing, atau apapun itu namanya mengandung arti bahwa orang tersebut sudah mengalami trauma sehingga perlu diberikan konseling atau terapi agar sembuh.  Apakah memang betul bahwa setelah mengalami bencana semua orang mengalami trauma? Apa sebetulnya yang perlu dan bisa kita lakukan dalam situasi bencana?

Traumakah?
Kata trauma yang sering kita dengar dalam kaitannya dengan kejadian bencana sangat mungkin merujuk pada perasaan sedih, takut, cemas, khawatir, terbayang kejadian yang tidak menyenangkan, sulit tidur, menarik diri, menjadi pendiam, pemurung dan sebagainya. Intinya, mewakili sesuatu yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan. Jika itu yang dimaksud, anda belum tentu mengalami gangguan trauma!

Dalam ilmu kesehatan jiwa, trauma merupakan penyingkatan dari istilah PTSD – Post Traumatic Stress Disorder atau gangguan stres pasca trauma. Untuk menegakkan diagnosa seseorang mengalami trauma, dalam DSM atau PPDGJ, minimal ada enam kriteria yang harus terpenuhi. Salah satunya adalah bahwa gejala-gejala tersebut terjadi minimal dalam satu bulan! Nah jika mengambil kasus gempa di Pidie Jaya (7 Desember 2016) dan hari ini (14 Desember 2016) sudah ada orang yang melaporkan bahwa di posnya sudah ada orang yang mengalami trauma, tentu menjadi aneh. Mungkin saja yang orang tersebut memang tidak mengetahui hal ini. Namun akan menjadi pertanyaan besar buat saya, jika itu muncul dari profesional kesehatan jiwa seperti psikolog, psikiater, perawat jiwa, atau pekerja sosial profesional terlatih. 

Apa yang sebetulnya terjadi?
Pertanyaan ini akan lebih mudah dijawab ketika kita mencoba menghayati dan merasakan berada dalam posisi orang yang mengalami situasi sulit atau bencana tersebut. Cobalah kita mengingat sejenak situasi sulit (tidak harus bencana besar) yang pernah dialami. Apa yang kita alami waktu itu? Bagaimana kejadiannya? Apa yang kita rasakan? Apa yang kita pikirkan? Apa yang kita lakukan pada waktu itu?

Hal yang kita pikirkan dan rasakan saat mengalami situasi sulit atau bencana tersebut adalah reaksi normal atau reaksi yang wajar dialami.

Justru akan menjadi aneh ketika mengalami bencana, kita merasa senang dan gembira. Kalau itu yang terjadi, kita tidak menghayati kejadian tersebut sebagai bencana! Atau kita harus juga curiga jangan-jangan sudah mati rasa atau tidak bisa mengekspresikan emosi seperti yang seharusnya.

Hal yang tidak normal adalah ketika kondisi tersebut terus berlanjut dalam kurun waktu yang relatif lama dan membuat kita tidak bisa berpikir atau beraktivitas normal lagi.

Apa yang bisa dilakukan untuk membantu orang secara psikologis?
Jawaban pertanyaan ini akan mengarahkan apa yang bisa kita lakukan: Apa yang membuat Anda merasa terbantu pada saat itu? Baik itu ucapan, sikap, atau respon orang lain.

Hal yang kita rasakan sebagai sesuatu yang membuat kita merasa nyaman dan terbantu inilah yang menjadi dasar dalam membangun hubungan yang membantu dalam pemulihan psikologis!

Ide dasarnya adalah sebagai berikut:
Fasilitasi Rasa Aman. Lakukan segala sesuatu yang bisa membuat  orang yang terkena bencana agar dapat merasa aman. Caranya? Penuhi kebutuhan dasarnya. Jika dia terpisah dengan anggota keluarga, satukan mereka kembali. Jika dia membutuhkan informasi, sediakanlah informasi yang terpercaya. Sediakan hal lain yang dianggap perlu.
Fasilitasi Keberfungsian. Dorong orang untuk berfungsi kembali, dalam artian dia bisa berpikir dengan relatif lebih jernih memahami situasi yang terjadi dan apa saja yang dapat dia lakukan untuk mengatasi masalah yang ada.

Caranya antara lain:
Berikan perhatian melalui kata-kata dan perbuatan yang tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang yang ingin kita bantu.
Berbicara jelas dan bisa dimengerti oleh penyintas (survivor).
Tidak berusaha menasehati atau memberikan memberikan pendapat pribadi.
Merespon terhadap kemarahan penyintas dengan tenang, tidak dengan membela diri, marah atau sakit hati.
Hindari memotong atau menyela pembicaraan penyintas.
Hindari kata-kata atau bahasa tubuh yang mengancam, menyalahkan, atau mempermalukan penyintas.

Jaga keluarga mereka agar tetap bersama dan berhubungan satu sama lain.

Tanyakan pada mereka  adakah pihak lain yang ingin diberitahu sehubungan dengan bencana yang baru saja terjadi.

Membantu merencanakan tindak lanjut. Setelah bencana terjadi, hal yang ingin kita lakukan adalah kembali ‘Normal’. Kembali normal bukan sekedar berarti kembali ke kondisi yang sama seperti sebelumnya, tetapi juga kembali dapat menjalani kehidupan sebagai pribadi yang utuh. Oleh karena itu, ajaklah orang-orang di sekitar untuk bersama-sama kembali menjalani aktivitas seperti biasa.

Kesannya sederhana sekali ya?
Ya, memang kita tidak perlu berpikir terlalu rumit, cukup hayati dan gali kembali apa yang dapat dilakukan dengan segera, tanpa harus mengandalkan bantuan dari orang lain atau belajar teknik-teknik ajaib.

Kita justru harus bertanya dengan kritis jika ada yang menawarkan: “Dengan teknik ini, trauma akan hilang dalam 5 menit!”. Sungguh, itu promosi tukang obat keliling yang enak didengar, tapi tidak dijamin kemanjurannya. Jika benar-benar manjur, tentunya mereka tidak akan dagang keliling lagi sambil terus mempromosikan kemanjurannya.

Tulisan di atas hanyalah kerangka umum. Kita bisa saja mengadaptasinya untuk untuk membantu pada berbagai kelompok mulai dari anak, remaja, orang dewasa, orang lanjut usia dan sebagainya. Mari berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk membantu dengan lebih baik.

Refrensi :

»» Pusat Krisis Fakultas
         Psikologi Univ Indonesia.
»»Pusat Krisis Fakultas
         Psikologi'Univ Erlangga

Salam Berbagi,

14 Desember 2016

Jumat, 23 Desember 2016

NASIONALISME ITU HARUS BERGERAK BUKAN DIAM

DIAM SUDAH GAK MUSIM
»»gus idasilva««««
Banyak orang menyangka, kaum spesies dengkul pandai meributkan hal remeh temeh, disangkut pautkan dengan agama. Orang mengira itu disebabkan karena kebodohan belaka.

Bukan. Sesuatu yang tampaknya bodoh itu, menurut saya, memang sengaja disetting. Sengaja diproduksi. Tujuannya simpel. Untuk menciptakan kegaduhan terus menerus di masyarakat dan menjaring spesies dengkul lainnya.

Target besarnya untuk menciptakan konflik horisontal. Sebab konflik horisontal hanya bisa dibuat jika populasi spesies ini semakin banyak.

Penciptaan konflik horisontal itu dibarengi dengan terus menerus melemahkan negara. Segala isu diproduksi untuk menciptakan ketidakpercayaan publik. Yang paling gampang adalah isu agama dan rasial.

Kenapa perlu diciptakan konflik horisontal dan pelemahan peran negara?

Begini. Jika negara kuat, masyarakatnya kuat, akan tercipta sistem yang kokoh. Demokrasi berjalan, fungsi korektif menyehatkan dan ada keseimbangan kekuasaan.

Jika negara kuat dan masyarakatnya lemah, yang terjadi adalah otoritarian. Kita pernah merasakan di jaman Soeharto. Sementara jika negara lemah, masyarakat kuat, yang akan terjadi adalah chaos.

Nah, jika negara lemah dan masyarakatnya juga lemah, yang akan terjadi adalah intervensi asing. Kondisi seperti ini terjadi di Suriah, Libya, Irak, Yaman, juga berbagai negara Afrika.

Coba lihat kondisi kita sekarang, kegiatan melemahkan fungsi negara terus menerus dilakukan. Masyarakat diajarkan anarkis. Hanya karena fatwa MUI ormas bisa melakukan sweeping ke mall atau menekan aparat. Desain uang dan banyak soal remeh temeh lainnya dipermasalahkan.

Salah satu ciri negara yang melemah adalah berkuasanya gerombolan sipil bergaya militer di masyarakat. Lihat saja. Laskar-laskar, organsasi kedaerahan, dan kelompok agama para militer saat ini. Pada beberapa kasus justru ulahnya mengalahkan polisi. Sweeping dan pembubaran kegiatan agama, sudah sering kita dengar. Juga demonstrasi untuk menekan sistem hukum.

Organisasi yang jelas-jelas tujuannya merusak NKRI tumbuh dan makin membesar. Mereka bahkan bisa teriak-teriak hendak menggantikan Pancasila dengan khilafah di jalanan umum.

Semua kebijakan negara dibenturkan dengan isu agama. Spesies dengkul yang otaknya dimakan tikus, melahap semua ini dan menganggap sebagai perjuangan agama. Mirip publik Libya diawal kehancurannya.

Bagaimana dengan usaha pelemahan masyarakat? Itu dilakukan dengan terus menerus mengkondisikan konflik horisontal. Yang paling gampang menggunakan isu agama dan rasial.

Nah, coba perhatikan. Seberapa gampang kini masyarakat menuding kafir dan sesat kepada orang lain. Makin enteng bukan? Bukan saja kepada mereka yang berbeda agama, tapi juga yang seagama. Pada siapapun yang berbeda maunya berantem terus.

Negara islam, kepemerintahan islam, bahasa cuma satu yaitu arab, budaya hanya satu, tetap saja konflik, perang. Mereka terpecah menjadi 21 negara bagian dengan kepala negara yg berbeda sistem.

Indonesia ratusan suku, ribuan bahasa daerah, puluhan provinsi, ribuan pulau, sumber daya alam terbahrui, hutan tropis terbesar didunia, bhineka meraih kemerdekaan, hanya SATU KEPALA NEGARA yaitu cuma satu presidennya.

Sedangkan konflik rasial terus dihembuskan dengan menciptakan permusuhan pada etnis Tionghoa. Yang paling bodoh mereka menyamakan segala hal soal  RRC dan WNI berdarah Tionghoa. RRC sebagai sebuah negara, jelas berbeda dengan WNI etnis Tionghoa. Suriname yang warganya berdarah Jawa juga gak ada hubungannya dengan Indonesia. Cuma ada hubungan sejarah. Tidak lebih.

Mengapa kebencian pada etnis Tionghoa terus dihembuskan? Selain menciptakan konflik horisontal juga usaha melumpuhan ekonomi kita.

Harus diakui, akibat kebijakan Orba, saudara-saudara kita etnis Tionghoa menempati posisi ekonomi cukup baik.

Kerusuhan 1998, menjadikan orang-orang kaya di indonesia lebih memilih menyimpan asetnya  di luar negeri. Aset-aset inilah yang ingin ditarik kembali oleh Presiden Jokowi dengan program tax amnesty.

Langkah itu akan terhambat jika para pemilik aset besar itu, tidak merasa nyaman dengan kondisi Indonesia.

Bayangkan jika ketidaknyamanan ini terus terpelihara. Bukan hanya aset dari luar ogah masuk, justru malah duit di dalam negeri akan kabur ke luar.

Ini berakibat akan semakin beratnya ekonomi nasional. Rakyat susah. Lalu muncul ketidakpuasan pada pemerintah. Isu ekonomi, konflik agama dan rasial merupakan paduan yang pas untuk memporakporandakan bangsa ini.

Semua usaha itu, tampaknya seperti ada sekelompok orang yang sedang membangun landasan agar terjadinya intervensi asing ke Indonesia. Ada yang hendak mengundang perampok masuk ke dalam.

Jika itu terjadi, siapakah yang paling menderita? Seluruh rakyat Indonesia. Termasuk spesies dengkul itu juga. Termasuk anak cucu keturunan mereka.

Sekarang mereka seolah bangga, seperti sedang memperjuangkan agamanya. Bergaya mau mencium bau surga. Padahal yang dilakukannya cuma merusak masa depan anak cucunya sendiri

Untuk menyelamatkan masa depan anak kita, tidak ada cara lain selain mengurangi populasi spesies dengkul ini dan menjaga jangan sampai terjadi konflik horisontal. Dan terus memperkuat peran negara.

Jangan diam. Indonesia membutuhkanmu. Anak cucumu berharap besar padamu.

Dulu orang mengira diam itu emas. Sekarang diam sudah gak musim.
#gus idasilva

NASIONALISME TAK KENAL SARA

hJANGAN KAU KENCINGI
oleh. gus iBrohem da silva
          ( gus ida silva )
Jangan kau kencingi pengorbanan darah para pahlawan dengan menjual sentimen muslim non muslim,  pribumi non pribumi di Pilkada..

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Kristen Martha Christina Tiahahu yang angkat senjata melawan kolonial Belanda.

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Nasional Tionghoa Lie Tjeng Tjoan atau Laksamana Muda TNI (Purn.) John Lie yang memasok persenjataan bagi para pejuang.

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Kristen Kapitan Pattimura (Thomas Matulesy) yang telah merebut benteng Belanda pada tahun 1817. *PATTIMURA BUKAN MUSLIM

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Kristen Robert Wolter Monginsidi yang mengorbankan jiwa mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda.

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Katolik Agustinus Adisutjipto yang gigih berjuang sampai namanya diabadikan menjadi nama Bandara di Yogyakarta.

Jangan kau kencingi jasa pahlawan Katolik Komodore Yos Sudarso yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda diatas KRI Macan Tutul.

JANGAN KENCINGI BUNG KARNO

"Republik Indonesia BUKAN milik satu golongan, BUKAN milik satu agama, BUKAN milik satu etnis saja, tapi milik seluruh Rakyat Indonesia", Ir. Soekarno

Jangan kau kencingi muka Bung Karno dengan membawa-bawa isu etnis & agama ke Pilkada, yang hanya akan memecah belah bangsa.

JANGAN KAU KENCINGI NABI

Bangsa Tionghoa berjasa dalam awal hadirnya Islam di bumi nusantara lewat peran besar Laksamana Cheng Ho. Mantan Presiden BJ Habibie menyatakan bahwa ISLAM HADIAH DARI BANGSA CINA.

Jangan kau kencingi wasiat Nabi Muhammad SAW dengan menghasut permusuhan terhadap keturunan Cheng Ho yang telah membantu menyebar Islam.

JANGAN KAU KENCINGI PANCASILA

Jangan kau kencingi Pancasila
Jangan kau kencingi Agama
Hanya demi urusan Pilkada

Ustad Abu Janda al-Boliwudi
( Nahdliyin pegiat Bhinneka )

* keterangan: pernyataan bung karno dalam gambar adalah yang pakai ITALIC huruf miring..

negara ini bukan milik satu agama / etnis saja
http://m.bintang.com/lifestyle/read/2295420/17-quote-soekarno-yang-bikin-api-semangat-kemerdekaan-berkobar

PATTIMURA BUKAN MUSLIM
https://en.wikipedia.org/wiki/Pattimura

JOHN LIE PAHLAWAN NASIONAL
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150216123948-20-32449/tionghoa-dalam-deretan-nama-pahlawan-bangsa/

ISLAM HADIAH DARI BANGSA CINA
http://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/13/09/27/mtrx43-habibie-hadiah-terbesar-bangsa-cina-ke-indonesia-adalah-islam

#gus ida silva

Sabtu, 17 Desember 2016

KILAS BALIK TOKOH NASIONAL

Kisah Almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sikap Terhadap Etnis Tionghoa

Bagi warga DI Yogyakarta yang usia diatas 50 tahun, tentu bisa mengenang kiprah almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau adalah Raja Kasultanan Yogyakarta, Kepala Daerah DIY, mantan Wakil Presiden RI, pejuang dan pahlawan negara. Ini adalah ayah dari Sri Sultan HB X yang saat ini memerintah.

Almarhum Sultan HB IX dikenal sebagai pemimpin yang amat sangat merakyat dan dicintai rakyat. Beliau sering blusukan ke pasar-pasar bukan untuk cari dukungan, tapi ingin membantu warga miskin. Beliau sudah kaya dan terhormat dari lahir sehingga tidak butuh pencitraan. Sejarah mencatat, beliau punya peran besar dalam kemerdekaan RI dan upaya mempertahankan kemerdekaan. Sampai-sampai beliau dan Bung Karno berinisiatif memindahkan ibukota ke Jogja untuk mempertahankan kemerdekaan, serta beliau membangunkan gedung Istana Negara di Yogyakarta (sampai sekarang masih ada gedungnya, disamping Malioboro, seberang Benteng Vredeburg).

Sejarawan mencatat, beliau beberapa kali ditawari menjadi Presiden dan beberapa kali berkesempatan menjadi Presiden tapi beliau tidak mau. Beliau hanya sekali menjadi Wapres (jaman Soeharto) dan itupun hanya satu periode dan setelah itu tidak mau lagi dipilih.

Kecintaan warga DIY terhadap almarhum sangat tinggi. Wajar ketika beliau wafat tahun 1988, sepanjang jalan dari Keraton hingga Imogiri Bantul (tempat pemakaman) dijejali para pelayat. Diatas 500 ribu pelayat. Guiness Book Of International Record mencatat peristiwa itu sebagai jumlah pelayat terbanyak di dunia yang pernah ada. Koran dan media besar nasional pun menjadikannya sebagai topik bahasan utama: perginya pemimpin besar, pembela rakyat nan sejati.

Yang menarik dari beliau ialah sikapnya terhadap warga keuturuan Tionghoa. Belau orang yang sangat humanis dan tidak membeda-bedakan, namun urusan kebijakan pemerintahan beliau sangat tegas. Salah satu aturan peninggalan beliau ialah melarang warga keturunan Tionghoa untuk memiliki tanah di Jogjakarta, dalam artian tanah sebagai hak milik. Warga keturunan hanya boleh punya Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan. Aturan ini sampai sekarang masih berlaku di DIY, dan ini salah satu keistimewaan DIY.

Aturan itu lahir karena ada sejarahnya. Yakni pada saat tahun 1948, atau tahun-tahun saat mempertahankan kemerdekaan RI, sejarah mencatat bahwa etnis Tionghoa lebih memilih membantu pasukan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia ketimbang ikut berjuang bersama elemen bangsa lainnya untuk mengusir Belanda. Dalam sejarah, ini dicatat sebagai Agresi Militer II Belanda, yakni Desember 1948. Saat itu komunitas Tionghoa yang ada di Jogja justru berpihak dan memberikan sokongan ke Belanda yang sebelumnya sudah menjajah Indonesia 350 tahun.

Sejak itulah Kanjeng Sultan Hamengkubuono IX kemudian mencabut hak kepemilikan tanah terhadap etnis Tionghoa di Yogyakarta. Tahun 1950, ketika NKRI kembali tegak dan berhasil dipertahankan dengan keringat dan darah, komunitas Tionghoa akan eksodus dari Yogyakarta. Namun Kanjeng Sultan HB IX masih berbaik hati dan menenangkan ke mereka bahwa meskipun mereka telah berkhianat kepada Negeri ini tetapi tetap akan diakui sebagai tetangga. "Tinggallah di Jogja. Tapi maaf, saya cabut satu hak anda, yaitu hak untuk memiliki tanah".

Itulah kenapa hingga sekarang ini pengusaha Tionghoa tidak punya hak milik atas tanah di berbagai pusat bisnis di kota Jogja. Mereka hanya bisa punya hak guna atau hak pakai sampai jumlah tahun tertentu. Hal ini diperkuat bahwa pada 1975, Paku Alam VIII menerbitkan surat instruksi kepada bupati dan wali kota untuk tidak memberikan surat hak milik tanah kepada warga negara nonpribumi. Surat ini masih berlaku.

Surat instruksi tersebut mengizinkan warga keturunan memiliki tanah dengan status hak guna bangunan (HGB), bukan hak milik (SHM). Bila tanah tersebut sebelumnya dimiliki pribumi, lalu dibeli warga keturunan, maka dalam jangka tahun pemakaian tertentu tanah itu status kepemilikannya dialihkan pada negara.

Kalangan investor dan cukong sudah beberapa kali menggugat aturan itu dan mengadukan hal itu ke Presiden. Dalihnya ialah aturan itu dianggap rasis dan tidak adil. Para penggugat itu biasanya menyuruh dan mendanai LSM. Namun oleh Mahkamah Agung tetap tidak dikabulkan karena hal itu bagian dari keistimewaan DIY.

Begitulah almarhum Sri Sultan HB IX yang visioner, tahu bagaimana mencintai dan menjaga negerinya. Beliau tahu bagaimana berbuat baik kepada sesama dan mengambil pelajaran dari berbagai kejadian/sejarah. Setiap membaca biografi beliau saya selalu terharu, merindukan pemimpin berkharisma, tidak ambisi kekuasaan dan harta, mencintai rakyatnya dengan tulus bukan karena pencitraan, dan hidupnya penuh kesederhanaan.

Semoga Sang Pencipta memuliakan kubur beliau, mengampuni segala dosanya dan menerima semua amal kebaikannya. Aamiiin !! Buat Renungan kita semua terutama para pemimpin

Rabu, 30 November 2016

menduniakan pancasila sebagai jalan keempat dunia

- Mencermati lebih jauh situasi kebangsaan Indonesia, sangat perlu sekali kita perkuat rasa kebhinekaan antar sesama anak bangsa. Rasanya situasi sekarang membuat dada kita sesak dengan berbagai macam issu tentang krisis kedaulatan Indonesia dan tergerusnya rasa patriotisme warga negara.

Menyikapi dukungan masyarakat kepada GNPF-MUI atas putusan fatwa Keagamaan Majelis Ulama tentang Penistaan Agama yang dilakukan oleh saudara BTP (Ahok) adalah sesuatu yang lumrah dalam proses menuntut keadilan hukum.

"Indonesia milik bersama siapapun yang ada diatas tanah dan bumi pertiwi. Namun, perlu juga di sadari bahwa negara menganut sistem hukum dan memiliki batas kedaulatannya. Tentu hal inilah yang harus di jaga secara bersama

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, Kata dia, sebagai lokomotif aspirasi ummat islam dalam menuntut keadilan terhadap Penistaan Agama Islam. Merupakan bentuk penegakan terhadap nilai-nilai pancasila dan menjaga Kebhinekaan Indonesia.

"Perlu juga di ketahui agar polri aegera menahan Ahok dan jebloskan ke penjara sebagai bentuk reaponsif terhadap tuntutan umat Islam. 

Begitu juga umat Islam, di himbau agar adil dalam proses bernegara dan berbangsa, apabila ada umat Islam yang menghina agama lain maka wajib secara bersama-sama memberi pengertian, nasehat dan hukuman yang setimpal terhadap penghinaan yang dilakukan sehingga terdapat keseimbangan dalam sistem beragama, berbangsa dan bernegara

Arsip Blog