Disaster

Sabtu, 12 November 2016

GEMPA DARAT dan LETUSAN GUNUNGAPI YG MENGHANCURKAN PERADABAN MASA LAMPAU DI JATIM

GEMPA DARAT dan LETUSAN GUNUNGAPI YG MENGHANCURKAN PERADABAN MASA LAMPAU DI JATIM

Indonesia memang gudangnya gempa dan ini terjadi karena tekanan lempeng tektonik sudah bekerja bergerak dan menekan Indonesia sejak jutaan tahun yang lalu.  Pergerakan lempeng tektonik akan terus berlangsung dengan kecepatan tertentu antara 2 – 10 cm per tahun, sehingga kejadian gempa di suatu tempat akan berulang dan terus berulang di masa depan tergantung pada kekuatan runtuh batuan yang ada di daerah tersebut. Gempa ini bisa terjadi tiap tahun, bisa tiap 10 tahun, bahkan bisa 100 tahun atau lebih.

Gempa darat yang menghancurkan di Jawa Timur pernah terjadi antara lain gempa darat tahun 1836 mengguncang Mojokerto (VII-VIII MMI), gempa Madiun tahun 1862 (VII MMI), gempa Wlingi tahun 1896 (VII MMI), dan gempa Tulungagung tahun 1902 (VII MMI), dan Rembang-Surabaya (VII MMI), bertanggung jawab runtuhnya bangunan masa lampau di Jawa Timur. Sangat mungkin bangunan Kerajaan Majapahit dan jerajaan sebelumnya hancur dan terpendam oleh bencana alam. Mengingat bangunan Majapahit saat itu lebih banyak berupa bangunan bata saja,  tanpa tulangan. Beberapa bangunan masih berdiri karena sudah ada perbaikan dan perkuatan oleh pemerintah Belanda.

Sebagai pembanding saat terjadi gempa skala 6 lebih atau skala intensitas VII-VIII MMI Jogja yang meratakan ratusan ribu rumah dengan korban jiwa lebih dari 6000 an dan jumlah korban cacat permanen ratusan ribu orang. Kejadian gempa di Jogja ini sangat mencekam dan menakutkan banyak orang sehingga saat ada isu tsunami terjadi kepanikan masal. Pada zaman Majapahit kemungkinan terjadi hal yang sama kepanikan masal. Apalagi zaman itu masih sedikit pengetahuan dan lebih banyak percaya hal hal gaib sehingga segala kelutusan terkait kejadian bencana diputuskan oleh tokoh masyarakat.

Peradaban masa kalu di Jatim banyak berada di sekelkling gunungapi aktif. Salah satunya yang terekam dengan baik adalah letusan G Kelud  yang terjadi terus menerus dan mengubur bangunan mereka. PVMBG menyebutkan bahwa sejarah Letusan Dahsyat Gunung Kelud dimulai sejak Tahun 1586, 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014. Teks Sanskerta, berjudul “Goentoer Pabanjoepinda” yang ditulis pada tahun 1334 dan dikutip oleh geolog dari Museum Geologi Bandung, Indyo Pratomo dalam disertasinya, Etude de l’éruption de 1990 du volcan Kelud (1992), menggambarkan karakter letusan Kelud di masa lalu itu,
“…. Bumi mengguncang, uap panas dimuntahkan dari gunung api dan banyak abu jatuh, gemuruh guntur, petir besar-besar…, muntahan lahar segera tiba kemudian….”

Nara sumber
Profesor ahli geology ITS
Prof.Amin widodo

Tidak ada komentar:

Arsip Blog