Disaster

Kamis, 14 Mei 2020

Sodaqoh ilmu



Perintah Allah sangat jelas bagi umat Islam memperhatikan alam sekitarnya baik dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring. Perhatikan dengan #akalmu berarti ini perintah untuk mengamati, mengukur, menulis dan membukukan. Sampai kapan? Sampai kita memperoleh sesuatu dan menimbulkan  rasa kagum atas ciptaan Allah. Sampai kita tahu bahwa semua ciptaan Allah bermanfaat dan tidak sia sia.

Kita diwajibkan membaca, melihat, mengamati, mengukur, meneliti, dan mencatat setiap aktivitas atau perubahan peristiwa yang ada di sekitarnya, dari detik ke detik, siang malam sehingga bisa memahami setiap aktivitas atau perubahan atau interaksi inter dan antar manusia, bintang, bulan, matahari, tumbuhan, hewan, hujan, angin, temperatur, gunung, gunungapi, sungai, gempa, tsunami, dll. 
Kalau kita perhatikan Al Quran Surat Al Furqan 1-2 "(1) Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (2) yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-(Nya), dan *Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya*".

Al Quran surat Al-Anbiya': 107
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. 

Kita didatangkan di bumi sebagai khalifa atau pengelola bumi. Untuk bisa mengelola harus tahu tentang semua ciptaan Alloh, tahu ukuran ukurannya dan tahu hubungan masing masing ciptaan tersebut dalam satu sistem kesatuan alam semesta sehingga kita bisa menjadi umat yang rahmatan lil 'alamiin. *Kita punya tugas untuk mencari tahu dan membuktikan secara terukur bahwa semua ciptaan Alloh itu rapi atau sudah fix*. Seperti kejadian kejadian alam itu merupakan bagian dari sunatulloh yang tidak bisa dihindari.



Djoko Soenjoto Malik Ibrahim 
( Gus Brohem )

Tidak ada komentar: