Disaster

Minggu, 29 Juli 2018

Senin 01 Agustus 2016, 09:32 WIB Gempa yang Guncang Bali dan Lombok Pagi Tadi Akibat Akitivitas Flores Back Arc

Jakarta - Gempa dirasakan warga Bali, Lombok, dan Sumbawa. Gempa berkekuatan 5,7 magnitude. Hasil analisis BMKG, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,23 LS dan 117,85 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 63 km arah baratlaut Kota Dompu, NTB, dengan kedalaman 22 kilometer.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa terjadi pada Senin (1/8/2016) pukul 06.40 WIB.

"Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dengan skala intensitas II SIG BMKG (IV MMI) di sebagian besar wilayah Bali, Lombok, dan Sumbawa. Di wilayah ini gempa bumi dirasakan oleh orang banyak hingga menyebabkan jendela kaca bergetar. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai akibat dampak gempa bumi," jelas Daryono.

Menurut dia, jika melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya maka gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif, dan bukan akibat aktivitas subduksi lempeng.

"Sesar aktif yang dimaksud adalah sesar naik Flores yang populer disebut sebagai Flores Back Arc Thrust, jalur sesar ini membujur di dasar laut Bali-Flores, berarah barat-timur paralel dengan busur kepulauan. Sesar ini dikenal sangat aktif karena merupakan hujaman balik dari bekerjanya sistem subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," urai Daryono.

"Patut disyukuri bahwa meskipun gempabumi ini memiliki mekanisme sumber mendatar-naik (oblique thrust) tetapi tidak berpotensi tsunami, karena pusat gempabuminya terletak di daratan, tepatnya di sebelah barat Gunung Tambora," tambah dia.

Menurutnya, aktivitas sesar naik Flores sudah beberapa kali memicu terjadinya gempabuni merusak dan di antaranya membangkitkan tsunami. Catatan sejarah bencana tsunami di Sumbawa cukup banyak, diantaranya adalah, Tsunami Tambora 10 April 1815, Tsunami Bima 8 November 1818 tinggi 3,5 m, Tsunami Bima 29 Desember 1820 tinggi 24 meter, Tsunami Bima 5 Maret 1836, Tsunami Bima 28 November 1836, Tsunami Labuantereng, Lombok 25 Juli 1856, dan Tsunami Flores 12 Desember 1992 tinggi 30 m yang menewaskan lebih dari 2.500 orang.

"Hasil monitoring BMKG hingga saat ini sudah terjadi gempabumi susulan sebanyak 3 kali dengan kekuatan yang terus melemah (kurang dari M=5,0 Skala Richter). Untuk itu kepada masyarakat Bali, Lombok, dan Sumbawa, dihimbau agar tetap tenang karena hasil monitoring BMKG menunjukkan sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempabumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar,

Tidak ada komentar:

Arsip Blog