Sekian taun di pulau yg letaknya di tapal batas NKRI paling luar, sejak zaman Suharto,
Namun Allah menunjukan jalan lain,
Sejak terjadi bencana setelah Tsumami Aceh lalu gempa Nias,
Kejadian bencana inilah awal aku terjun menjadi sukarelawan pendidik,
Dan karena ada kenyamanan bathin kala jadi relawan pendidik di pengungsian,
Sekali lagi Allah memberikan jalan lain,
Di pertemukan sama seorang peneliti yang juga pakar di dunia pendidikan ( profesor pendidikan ) beliau juga seorang relawan pendidikan yg tanpa paksaan dan tidak di bayar,
Dari sinilah akhiranya aku mendapat asupan keilmuan yg sangat berbeda saat dan dari apa yg bertahun tahun aku jalani
keilmuan yg melampaui batas sektoral yg diberikan lewat sosok peneliti yang juga pakar di dunia pendidikan ( profesor pendidikan ) serta juga seorang relawan pendidikan
Aku di kenalkan ilmu disaster management, Pengelolaan management sekolah darurat, pengelolaan bantuan pendidikan dan ilmu pendampingan psicologys anak anak sekolah
Dari sinilah akhirnya aku kenal akran dgn orang orang cerdas, ngerti, faham dan pandai serta yg punya gelar keahlian, lewat beliau juga, aku di ajak bretemu dengan mentri dan menjelasan metode pengelolaan sekolah darurat
Aku sadar di dunia relawan pendidikan untuk pengungsi korban bencana tdk di bayar, dan sering ninggal keluarga,
Tapi aku yakin Allah sdh membag rizki pada tiap manusia tanoa keliru
Kini stlah 14 tahun, aku sering ke bencana khusus tangani pengelolaan psikology anak usia sekolah, juga sering jadi nara sumber dan pembicara di pelatihan bagi personal praktisi kebencanaan, juga di lingkup lembaga pendidikan, mulai pengajar usia dini hingga pengajar di kampus, apalagi masuknya management kebencanaan di mapel dll
Alhamdulillah rizki ada saja mengalir halal dan hati ini nyaman.....
Kini putra putriku meski tidak aku arahkan menjadi relawan, dengam ke -ilmuan yg didapatnya dengan mode dan zamannya, lambat laun mengikut jejak ku
Jadi narasumber dan pembicara muda serta relawan.
Ada yg konsen terhadap pelestarian lingkungan, ada yang konsen pada keilmuan komunikasi, dan ada yg sedang menapak pada segi perbaikan mental idiology dan aqidah .
Intinya... Semua yg kita jalani, inilah kehidupan kita, meski tiap orang punya gaya rytme dan liku liku kehidupan masing masing.
Hanya satu yang kita kunci
JALANI KEHIDUPAN INI DENGAN HATI. BUKAN DENGAN NAFSU DAN ke -EGO-an yang tinggi,
TERUS BELAJAR IKHLAS DENGAN PENDEKATAN DAN PERDALAM AQIDAH SERTA NILAI NILAI BUDAYA ADAT ISTIADAT YANG BERLAKU,
MAKA HIDUP YANG KITA JALANI TERASA MENGALIR ENAK NYAMAN DAN ADA KETENTRAMAN DI HATI
salam kemanusiaan
Gus Bro hem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar