Disaster

Minggu, 31 Mei 2020

*GENERASI BANGSA KRISIS MORAL* PADAHAL MORAL BANGSA INDONESIA ADALAH PANCASILA**APAKAH PANCASILA MASIH URGENT SEBAGAI IDIOLOGY RAKYAT INDONESIA*



Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia guna memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam mewujudkan Ketahanan Nasional. Ketika Pancasila sebagai dasar negara kokoh, Negara juga kokoh. Ketika Pancasila rapuh atau goyah, maka Negara juga akan goyah atau roboh. Seiring dengan perkembangan zaman ditengah arus Globalisasi yang disertai perkembangan teknologi yang tinggi, memunculkan sebuah Perubahan Sosial yang memfasilitasi terjadinya pertukaran budaya saat ini.

Globalisasi diartikan sebagai proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia yang ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga (Anthony Giddens: 1989). keberadaan Globalisasi tersebut memiliki dampak yang cenderung negatif bagi masyarakat indonesia.

Pancasila seperti disudutkan dari Bangsa kita. Hal ini ditandai dengan kemerosotan Moral Masyarakat Indonesia, salah satunya yaitu Generasi Muda, Padahal Generasi Muda merupakan orang-orang yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan mengatur sebuah Negara dengan memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan yang dilandasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta berguna untuk kemajuan Bangsa dan Negara.

Namun sayangnya, Generasi Muda Indonesia pada saat ini banyak terjerumus pada dunia modernisasi yang timbul akibat dari Globalisasi tersebut. Modernisasi merupakan transformasi total masyarakat tradisional atau pra-modern ke tipe masyarakat teknologi dan organisasi sosial yang menyerupai kemajuan dunia barat yang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil (Wilbert E. Moore), mereka seolah-olah lupa bahwa jati diri Bangsa Indonesia adalah pancasila dan melupakan adat ketimuran yang kita miliki yaitu Negara yang menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan. Tetapi pada kenyataannya potret Generasi muda saat ini mengalami krisis moral dan korban dari gaya hidup budaya barat. Seperti misalnya, Seks bebas yang mengakibatkan pernikahan dibawah umur, hamil diluar nikah, kasus aborsi.

Memakai narkoba bahkan Ikut serta dalam penjualan barang haram tersebut. Cara berpacaran dan berpakaian yang kelewat batas. berkata kotor, dan masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita lihat saat ini. Lantas bagaimana nasib negara ini jika generasi penerus bangsa rusak seperti itu? Dapat dipastikan negara ini akan terpuruk apabila permasalahan itu dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, perlu kita menanamkan nilai- nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti: (1) KETUHANAN YANG MAHA ESA, dalam pelaksanaan di setiap bidang wajib adanya landasan oleh iman dan ketaqwaan. Didalam kehidupan masyarakat indonesia juga telah berkembang berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan tersebut telah menjadi budaya batin bangsa yang mendidik kita semua untuk saling menghormati antar sesama anggota masyarakat.

(2) KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB, kesadaran akan kehendak tentang kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa manusia itu ingin selalu berhubungan. Manusia yang satu memerlukan manusia lainnya dan sebaliknya, maka manusia harus bermasyarakat (H.A.W Wijaya 2000:15). Hidup manusia tidak lepas dari hubungan dengan manusia lain , tanpa berhubungan ataupun bermasyarakat manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula manusia disebut dengan makhluk sosial. Dalam sila ini, bangsa indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam menggunakan hak azazi manusia. 

(3) PERSATUAN INDONESIA , Mengacu pada semboyan bangsa indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua” mencerminkan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa kepulauan dengan berbagai kemajemukan didalamnnya dan dapat bersatu. Bangsa indonesia bukan merupakan bangsa yang dimiliki satu etnis tertentu saja, bangsa indonesia adalah milik bersama. Dalam memersatukan indonesia peran generasi muda juga sangat berpengaruh. Pada sila ini ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa, dimana kesatuan itu meliputi: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. 

(4) KERAKYATAN  YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN, Masyarakat indonesia terdahulu telah mengenal sistem bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang menyangkut kepentingan bersama, pentingnya musyawarah dan mufakat ,H.A.W Widjaja (2000:16) berpendapat bahwa dalam musyawarah dan mufakat kepentingan manusia sebagai pribadi dan masyarakat dijamin. Kepentingan manusia pribadi akan dikalahkan, bila bertentangan dengan kepentingan umum. Kebebasan dijamin sesuai dengan mufakat. Segala sesuatu diambil secara musyawarah dengan mufakat. 

(5) KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, keadilan sosial juga berarti keadilan yang berlaku bagi setiap hubungan masyarakat. Sesama anggota masyarakat adil juga di artikan apabila setiap warga negara dapat menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula sila keadilan sosial ini melandasi segala ikhtiar dalam upaya terciptanya pemerataan rasa keadilan untuk kepentingan kesejahteraan bersama.

Jika kita memahami nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila tersebut, maka kita dikategorikan sebagai negara yang beruntung memiliki pancasila sebagai ideologi bangsa, Namun seiring dengan perkembangan zaman yang modern ini, masyarakat indonesia terkhususnya generasi muda lupa untuk memegang teguh pancasila. Maka dari itu, Pengamalan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila perlu ditanamkan kembali, melalui penguatan pendidikan pancasila di sekolah maupun ditengah-tengah keluarga yang menjadi sarana dalam usaha untuk mengerti, memahami serta mendalami makna pancasila sebagai kepribadian bangsa indonesia juga mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional seperti yang tertera pada UUD 1945. (Menurut Megawati Soekarno Poetri) Jika nilai-nilai pancasila terpatri di dalam jiwa batin dan pikiran, semua rintangan akan mudah dihadapi “Jadikan pancasila sebagai penuntunmu untuk meraih cita-cita”. Sebab tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini maupun nanti akan jauh lebih sulit dibanding generasi sebelumnya.

ditulis saat itu utk pemenuhan DA lam
Giat  PEMBEKALAN DAN PEMDALAMAN BAGI SANTRI MASA PENGABDIAN  SEBAGAI CALON CALON USTADZ  DAN USTADZAH.

MATARAM Tengah Romadhon 1994

Kamis, 14 Mei 2020

Sodaqoh ilmu



Perintah Allah sangat jelas bagi umat Islam memperhatikan alam sekitarnya baik dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring. Perhatikan dengan #akalmu berarti ini perintah untuk mengamati, mengukur, menulis dan membukukan. Sampai kapan? Sampai kita memperoleh sesuatu dan menimbulkan  rasa kagum atas ciptaan Allah. Sampai kita tahu bahwa semua ciptaan Allah bermanfaat dan tidak sia sia.

Kita diwajibkan membaca, melihat, mengamati, mengukur, meneliti, dan mencatat setiap aktivitas atau perubahan peristiwa yang ada di sekitarnya, dari detik ke detik, siang malam sehingga bisa memahami setiap aktivitas atau perubahan atau interaksi inter dan antar manusia, bintang, bulan, matahari, tumbuhan, hewan, hujan, angin, temperatur, gunung, gunungapi, sungai, gempa, tsunami, dll. 
Kalau kita perhatikan Al Quran Surat Al Furqan 1-2 "(1) Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (2) yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-(Nya), dan *Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya*".

Al Quran surat Al-Anbiya': 107
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. 

Kita didatangkan di bumi sebagai khalifa atau pengelola bumi. Untuk bisa mengelola harus tahu tentang semua ciptaan Alloh, tahu ukuran ukurannya dan tahu hubungan masing masing ciptaan tersebut dalam satu sistem kesatuan alam semesta sehingga kita bisa menjadi umat yang rahmatan lil 'alamiin. *Kita punya tugas untuk mencari tahu dan membuktikan secara terukur bahwa semua ciptaan Alloh itu rapi atau sudah fix*. Seperti kejadian kejadian alam itu merupakan bagian dari sunatulloh yang tidak bisa dihindari.



Djoko Soenjoto Malik Ibrahim 
( Gus Brohem )

Selasa, 12 Mei 2020

*IBNU SINA THE FATHER OF MODERN MEDICINE IN THE MIDLE AGES , dalam menghadapi pandemi VIRUS yang tak terlihat kasat mata*

*Metode IBNU SINA atau di kenal  dgn nama barat AVICENNA atau orang barat menyebutnya PRINCE OF THE DOCTOR, atau  THE FATHER OF MODERN MEDICAL OF THE MIDLE AGGES , dalam menghadapi pandemi VIRUS yang tak terlihat kasat mata*

Film Avicenna (Ibnu Sina) yang diproduksi oleh Rusia di masa Uni Soviet pada tahun 1956, disutradarai Gregory Cooperschmitt, telah menghebokan Facebook dan WhatsApp, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara, terutama di Timur Tengah, sebagaimana di lansir dalam berbagai surat kabar on line antara lain el-Syuruuq, el-Syarq, el-Quds el-Araby, el-Bilad, dan el Qabas.

Dalam film itu dijelaskan tentang kejeniusan Ibnu Sina, dan pengetahuannya tentang seluk beluk dunia medis, terutama karena informasi dan diagnosisinya yang sangat akurat tentang Wabah Hitam (Black Death) yang waktu itu menewaskan jutaan orang. Apa yang disampaikannya ini sangat mirip dengan gejala penularan corona serta metode untuk mengatasinya.

Abu ʿAli al-Ḥusayn ibn ʿAbdillah ibn Sina dikenal dengan Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Karyanya yang sangat monumental adalah al-Syifa (Penyembuhan, terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan) dan al-Qānūn fī al-Ṭibb (Canon of Medicine, Aturan Pengobatan) yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Orang Barat menyebut Ibnu Sina dengan panggilan the Prince of Doctors (Pangeran para dokter) dan the Father of Modern Medicine in the Middle Ages (Bapak Kedokteran Moderen di Abad Pertengahan).

Dalam salah satu adegan film itu, Ibnu Sina dan murid-muridnya pergi menemui seorang ulama, Abu al-Rayhan al-Bīrūni. Ini adalah pertemuan kali yang pertama di antara mereka. Al-Bīrūni menyambut Ibnu Sina dengan dua tangan terbuka untuk memeluknya, tetapi Ibnu Sina mundur dan menolak menyentuhnya, ia minta disediakan *pakaian baru* untuknya dan orang-orang yang menyertainya, serta minta *mangkuk dengan larutan cuka untuk mencuci tangan dan wajah mereka.* Apa yang disampaikan Ibnu Sina ini merupakan protokol kesehatan yang tidak jauh berbeda dengan tata-cara mencegah infeksi virus Corona pada masa sekarang ini, di samping penggunaan sabun atau etil alkohol (alkohol murni) untuk membunuh virus.

Al-Bīrūni terkejut dengan permintaan Ibnu Sina tersebut seraya bertanya kepadanya: “ Ini tradisi bangsa mana ?
Ibn Sina menjawab: “Tradisi ini harus berlaku di negara-negara tempat “Wabah Hitam” (Black Death ) bersembunyi.”

*Ibnu Sina menyadari bahwa sulit bagi publik untuk berusan dengan virus yang tidak mereka lihat.* Ia berbicara hal tersebut ketika mikroskop dan cara melihat virus tidak dikenal seperti sekarang ini. Namun demikian, Ibnu Sina telah mengidentifikasi virus ke murid-muridnya dengan sangat tepat, seolah-olah ia memiliki laboratorium ilmiah modern. Ia mengetahui bahwa *semua penyakit menular disebabkan oleh kāināt daqīqah (mikroorganisme) yang tidak dapat dilihat, dan bisa menempel pada apa saja, seperti pakaian, wajah, tangan, dan rambut.*

Dalam adegan lainnya, Ibn Sina menjelaskan kepada sahabatnya bahwa *tidak usah takut* menghadapi wabah ini, tetapi hadapilah dengan suka cita dan kegembiraan, karena wabah itu tidak takut kepada pengecut dan penakut.

Berbagai inovasinya, sebetulnya, selaras dengan ilmu pengetahuan modern, antara lain, bahwa pasien dalam kondisi sikap mental yang optimis, lebih cepat merespon pengobatan dari pada pasien yang takut karena panik. *Rasa takut, secara signifikan dapat melemahkan imunitas atau kekebalan tubuh.*

Dia menjelaskan pula, bahwa wabah itu disebabkan oleh partikel yang tidak terlihat oleh mata telanjang, menembus udara, rambut, pakaian, dan sentuhan, serta ditularkan melalui gesekan antar manusia.

Sehubungan dengan hal di atas, Ibnu Sina menyampaikan kata mutiaranya:

اَلوَهْمُ نِصْفُ الدَاءِ، وَالإطْمِئْنَانُ نِصْفُ الدَوَاءِ، وَالصَبْرُ بِدَايَةُ الشِفَاءِ

al-wahm nişfud-dā-i, wal-ițmi’nān nişfud-dawā-i, wal-şabr bidāyah al-syifā

*Delusi (serba kawatir) adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh pengobatan, dan kesabaran adalah awal dari kesembuhan.*

Di samping tidak boleh takut kepada penyakit, dalam film itu Ibnu Sina juga menerangkan cara pencegahan wabah lainnya, yaitu yang bersangkutan *harus menjauhi kerumunan manusia, uang harus disterilkan dengan air cuka, masjid dan pasar harus ditutup sementara, sehingga setiap orang shalat di rumahnya masing-masing,* agar rantai penyebaran infeksi tidak berlanjut.

Di samping itu, *dokter dan paramedis yang merawat pasien, agar mensterilkan hidungnya dengan kapas yang direndam dalam cuka dan mengunyah auraq al-syaikh (semacam daun-daunan),* yang semuanya ini baru dikenali oleh orang-orang setelah wabah pandemi Corona menyebar ke berbagai negeri.

Pada masa Corona sekarang ini, yakni hampir seribu tahun setelah Ibnu Sina wafat, kita baru menyadari bahwa kosep dan inovasi Ibnu Sina sudah digunakan dalam pengendalian penyebaran Corona di berbagai negara di dunia. Dahulu, Ibn Sina pernah curiga ada beberapa penyakit ditularkan oleh mikroba, maka untuk mencegah infeksinya di antara sesama manusia, ia menemukan *metode dengan mengisolasi yang bersangkutan selama 40 hari.* Metode ini dia sebut *al-arba’iniyyat (40 harian)* lalu dikenal dalam bahasa Itali dengan *quarantine* lalu diserap dalam bahasa Indonesia menjadi *karantina.* Karena kemajuan ilmu kedokteran, untuk masa sekarang ini karantina lazimnya dilakukan selama 14 hari.

Dari film yang berdurasi relatif pendek itu, kita mendapat informasi yang sangat berharga. Bahwa ilmu kedokteran yang dikembangkan ahli medis muslim di abad pertengahan pernah mempengaruhi dunia kedokteran terutama di daratan Eropa. Inovasi-inovasi Ibnu Sina dalam bidang medis terutama dalam usahanya membatasi penyebaran wabah, sangat relevan untuk digunakan pada pembatasan penyebaran Corona masa sekarang ini. Apa yang diinisiasi oleh Pemerintah dan WHO tentang physical/social distancing, menggunakan masker, menghindari kerumunan orang, cuci tangan, dan karantina mandiri tidak usah diperdebatkan, tetapi untuk segera dilaksanakan, sehingga bangsa Indonesia ini bisa segera mengendalikan korban yang berjatuhan, dan dapat mengakhiri covid-19 dengan sesegera mungkin. Amin.

Prof. Dr. Syihabuddin Qalyubi, Lc., M.Ag, Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

*Di tulis dan dituang ulang utk para sahabat KISS-Me*
*Oleh : Gus Brohem* 

*Sumber informasi dari* 

*https://www.senayanpost.com/konsep-ibnu-sina-dalam-menghadapi-pandemi/*

*Prof. Dr. Syihabuddin Qalyubi, Lc., M.Ag, Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta*

Sabtu, 09 Mei 2020

Kita Semua Harus Tau apa itu PKH, BPNT, BLT DANA DESA, BLT KEMENSOS, BLT APBD, SEMBAKO APBM,SBAKO APBD, Agar kita faham dan jangan cuma jadi PROVOKATOR Karena ketidak tahun kita dan SOK PINTER Padahal Tidak Faham Sama Sekali

Dalam penanganan Covid 19 Pemerintah mengambil kebijakan berupa bantuan, antara lain ;
1. PKH
2. BPNT
3. BLT Dana Desa
4. BLT Kementerian/Kemensos
5. BLT APBD
6. Sembako APBN
7. Sembako APBD

Ini harus dibedakan supaya Masyarakat yg kurang paham akhirnya bisa paham.

PKH adalah program keluarga harapan, bentuknya uang tunai langsung masuk rekening masing-masing.

BPNT (dulu namanya Raskin) adalah Bantuan Pangan Non Tunai, bentuknya berupa Bahan Makanan yang disalurkan melalui Kios Desa yang ditentukan oleh bank Mandiri kerjasama TKSK kecamatan.

BLT Dana Desa adalah Bantuan Tunai dari Desa Masing-masing, 
(ingat bukan untuk kelurahan ya tapi desa) 
Besarannya 600 ribu per bulan direncanakan selama 3 bulan. Nah BLT dari Dana Desa biasanya perlakuannya ada 3, 
I. Bagi Desa yg belum Cair Dana Desa Tahap I, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19.
II. Bagi desa yg telah cair Dana Desa Tahap I, namun belum habis dibelanjakan, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19
III. Bagi desa yg telah cair Dana Desa Tahap I dan teah habis dibelanjakan, maka segera bermohon Tahap II diprioritaskan untuk BLT Covid 19. 
Pertanyaan, siapa yg dibantu BLT Dana Desa? Jawab: adalah warga desa yg penghasilannya terdampak Covid 19 dan bagi warga Desa yang rentan sakit, atau sakit menahun. Dengan demikian ada Desa lebih duluan yang memberi bantuan, ada juga terlambat beri bantuan, karena prosesnya tadi diatas itu Tahap I, Tahap II.

BLT Kementerian adalah bantuan bentuk Tunai diperuntukkan bagi rata-rata Perkotaan atau Kelurahan.. bedakan yaa..🙏

BLT APBD adalah juga bantuan Tunai Dari Dinas Sosial juga diperuntukkan bagi Masyarakat yg belum Dapat BLT Dana Desa atau lainnya.

Sembako APBN adalah bantuan berupa bahan makanan yang bersumber dari Pemerintah Pusat langsung.

Sembako APBD adalah juga bantuan berupa bahan makanan yg bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten

Kesimpulan, banyak bantuan jangan hanya fokus ke Dana Desa saja.
Makanya sosialisasi harusnya makin di tingkatkan, agar Masyarakat bisa paham mengenai segala jenis bantuan Pemerintah yang disalurkan ke pihak yang dimaksud diatas.

Maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan dihati.🙏🙏

#SEMOGA_COVID19_CEPAT_BERAKHIR

Bagikan...👍

#Dirumah aja. 09 Mei 2020