Disaster

Jumat, 27 April 2018

FGD (Focus Group Discussion) Manfaat dan Bagaimana Melaksanakannya…??

FGD (Focus Group Discussion)

Manfaat dan Bagaimana Melaksanakannya…??

Bagi beberapa perusahaan FGD biasanya dijadikan salah satu tahap dalam proses psikotes yang juga menentukan apakah peserta tes berhak mengikuti tahap berikutnya atau tidak. Namun penerapan FGD tidak hanya sebatas di itu. Sebenarnya FGD sendiri konsepnya hampir sama dengan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui dinamika atau kecenderungan personaliti seseorang. Hanya memang dalam FGD peserta ditempatkan dalam sebuah kelompok sehingga selain bisa dilihat kecenderungan personalnya juga akan terlihat bagaimana ia berhubungan dengan lingkungan diluar dirinya dan menghadapi situasi yang berada di luar prediksinya. Nilai praktis dan ekonomis yang dimiliki FGD memang membuatnya dapat menjadi salah satu pilihan bagi perusahaan untuk tidak hanya menempatkan FGD sebagai salah satu tahap dalam proses psikotes. FGD juga bisa diterapkan ketika wawancara awal untuk mengetahui gambaran umum kandidat, apakah kandidat memiliki gambaran kepribadian yang mendekati kriteria perusahaan sehingga bisa mengikuti tahap berikutnya yaitu psikotes ataukah gambaran kandidat ternyata kurang sesuai dengan kriteria perusahaan sehingga tidak perlu psikotes. Apakah FGD dijadikan salah satu tahap dalm psikotes ataukah dijadikan seleksi awal sebelum melakukan psikotes jelas tergantung dari kebutuhan perusahaan. Pilihan-pilihan ini sifatnya fleksibel namun yang jelas apa yang dihasilkan dalam FGD jelas belum bisa dijadikan dasar dalam mengambil keputusan atas kandidat. Hasil FGD hanya berupa hasil observasi yang akan mendukung hasil psikotes. Namun dari FGD tersebut pemandu dapat mengetahui gambaran umum kandidatnya.

Apa Manfaat dari FGD sebagai pengganti wawancara awal…??

1.      Praktis dan ekomonis. Penggunaaan FGD memungkinkan perusahaan melakukan satu kegiatan dengan beberapa orang sekaligus. Seperti yang sudah disampaikan pada artikel sebelumnya, dalam FGD normalnya setiap kelompok terdiri dari 4 – 7 orang dan rata-rata satu kelompok waktunya adalah 20 – 30 menit sehingga FGD akan menghemat waktu yang harus diluangkan pemandu.

2.      FGD mengungkap beberapa aspek sekaligus seperti pemahaman atas permasalahan di sekitarnya, logika berfikir, pengambilan keputusan, inisiatif, ketrampilan komunikasi, kepercayaan diri dan masih banyak hal lainnya.

3.      FGD lebih bersifat natural bila dibandingkan dengan wawancara, namun justru dari situ dapat dilihat antisipasi peserta dalam menyelesaikan permasalahan atau kasus yang diberikan. Selain itu bisa dilihat juga bagaimana ketahanannya dalam berhadapan dengan situasi yang underpressure. Tidak seperti wawancara yang pressurenya dari pertanyaan interviewernya, pressure dari FGD selain berupa kasus itu sendiri bisa dari anggota kelompok lainnya (ketika si peserta membandingkan kemampuannya dengan kemampuan anggota kelompok yang lainnya termasuk juga bagaimana pengendalian dirinya).

Kasus seperti apa yang biasa digunakan dalam FGD…??  

Umumnya kasus yang digunakan dalam FGD adalah kasus-kasus yang terkait dengan bidang pekerjaan kandidat atau kasus-kasus yang menuntut penyelesaian tidak hanya secara logis namun juga mempertimbangkan kata hati. Namun kasus yang diberikan dalam FGD seyogyanya disesuaikan dengan aspek yang akan diungkap dari pekerjaan kandidat nantinya. Tabel di bawah ini diharapkan dapat membantu untuk lebih memahami bagaimana menyesuaikan kasus dnegan level atau kompleksitas pekerjaan kandidat.

APA SIH FGD ITU...., Makanankah, tempat wisatakah, atau jenis makluk apa sih....

Pemahaman tentang FGD
Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial. Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh responden/pesertanya.

Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis dalam pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari Focused Group Discussion, maka terdapat 3 kata kunci, yaitu:
a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
b. Kelompok – bukan individual
c. Terfokus – bukan bebas

Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan cara berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat dan dibantu dengan seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalam diskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

Permasalahan yang dibahas dalam FGD sangat spesifik karena untuk memenuhi tujuan yang sudah jelas. Oleh karena itu, pertanyaan yang disusun dan diajukan kepada para peserta FGD jelas dan spesifik.Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta. Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan menggambarkan (representasi) suara masyarakat. Meski demikian, arti penting FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. Dengan kata lain bahwa hasil FGD tidak bisa dijadikan patokan dalam mengambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal ini harus ditambahkan dengan data pendukung lain atau melakukan suvei lanjutan (kuantitaif)

Persiapan dan Desain Rancangan FGD
Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh para peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan serta permasalahan yang telah disepakati bersama. Adapun persiapan tersebut sebagai berikut:

1. Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:

Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).
Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan), menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.
Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb
2. Memilih dan mengatur tempat
Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun sebaiknya tempat FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi). Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat diluar ruangan.

3. Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).

4. Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.

5. Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen
Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan tujuan awal diadakannya FGD.
Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang sama atau relatif sama.
Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu besar.
Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu.
Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh homogen.
Menyusun Pertanyaan FGD
Agar pelaksanaan FGD berjalan lancar dan informasi yang di dapat sesuai dengan tujuan dari penelitian, diperlukan penyusunan pertanyaan/Guideline FGD. Tujuannya agar diskusi dapat berjalan terstruktur tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan agar hasil dari FGD tersebut dapat merepresentasikan alasan, motivasi, tujuan dll yang berhubungan dengan topik/pembahasan yang di diskusikan.

Penyusunan pertanyaan-pertanyaan/Guideline pada FGD dilakukan dengan melihat beberapa hal berikut ini:

Tujuan penelitian FGD
Tujuan diadakannya FGD
Memahami jenis informasi seperti apa yang ingin didapatkan dari FGD
Menyusun dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus.
Pertanyaan dibuat ke dalam bahasa yang sederhana dan jelas dan mudah dipahami oleh peserta FGD
Sebelum melakukan FGD yang sebenarnya, lakukan role play terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun sesuai dengan tujuan penelitian maupun diadakannya FGD dan apakah bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh peserta FGD?
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya. Bahkan semestinya tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus, atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet (Irwanto, 2006: 2)

Pelaksanaan FGD
Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa dalam pelaksanaan FGD agar diskusi yang dilakukan berjalan baik (terarah/fokus, tidak ramai karena semua peserta ingin berbicara mengeluarkan pendapat, informasi dapat terjawab sesuai dengan harapan dan tujuan FGD) dibantu dengan seseorang yang dapat memfasilitatorkan para peserta lainnya yang dinamakan moderator.

Peran moderator dalam FGD sangat penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari tujuan FGD. Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator dalam menjalin komunikasi dengan para peserta. Adapun tugas-tugas moderator adalah :
a. Menjelaskan maksud dan tujuan FGD
Moderator menjelaskan secara detail maksud dan tujuan FGD hanya untuk kepentingan penelitian dan data responden akan dijaga kerahasiannya (tidak akan dipublikasikan keluar)
b. Menjelaskan topik/isu pokok diskusi
Bahwa topik/isu yang akan dibahas sama seperti kehidupan sehari-hari para peserta. Tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan orang/organisasi/benda dll. Hanya ingin mengetahui pendapat para peserta
c. Menjelaskan tata cara pelaksanaan dalam FGD
Bahwa semua peserta berhak mengeluarkan pendapatnya dan jangan takut atau malu jika peserta yang lain akan tersinggung karena ini murni hanya ingin mengetahui pendapat masing-masing peserta. Dan menekankan bahwa semua pendapat dan saran mempunyai nilai yang sama dan sama pentingnya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.
d. Menciptakan suasana kondusif
Menjamin terbentuknya suasana yang akrab, saling percaya dan yakin diantara peserta. Peserta harus saling diperkenalkan.
e. Mengelola dinamika kelompok
Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak boleh berpihak atau membiarkan beberapa orang tertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara. Serta peserta merasa nyaman untuk berbagi dan menyampaikan pendapat/pemikirannya
f. Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka
g. Perhatikan nada suara
Moderator harus mampu mengendalikan intonasi suara kepada para peserta diskusi, agar diskusi tetap berjalan dengan baik.
h. Menghindari pemberian pendapat pribadi
Hal ini dimaksudkan agar peserta tidak mengikuti pendapat dari moderator, sehingga hasilnya benar-benar murni pendapat dari peran para peserta diskusi
i. Menghindari komentar yang menyatakan setuju/tidak setuju
FGD merupakan suvey kualitatif sehingga hasil diharapkan berupa pernyataan-pernyataan/pendapat/pemikiran dari para peserta bukan penghitungan/angka seperti survey kuantitatif.
j. Perhatikan gestur tubuh
Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh.
k. Mampu mengendalikan waktu yang telah ditentukan
Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk menghindari kelelahan.

Gus brohem

Selasa, 10 April 2018

suamiku sosok ayah bagi anak anaku juga sosok RELAWAN SATGAS SEROJA TIMTIM.

*Hari ke dua lebaran tahun 1995
   Oleh Winaryati. P
   ( istri Gus Brohem Da silva)*

SOSOK SUAMI,  AYAH DAN BAGIAN DARI   SATUAN TUGAS NEGARA DI TIMOR TIMUR ADALAH ORANG TERPILIH & PILIHAN ALLAH BUKAN SEBUAH KUTUKAN

Ayah adalah sosok panutan dan imam bagi anak  dan  istri di dalam satu rumah tangga,  apapun itu kondisi dan pekerjaan sang Suami sekaligus sosok ayah bagi anak anakku.
Suamiku sekaligus ayah dari kedua anak anakku yang masih kecil,  Ayah ketika jauh sebelum menikah  juga personal satuan tugas Negara yang sering ditugaskan utk kepentingan negara dan bangsa, 
Pernah di tugaskan ke pedalaman kalimantan, sulawesi sumatra saat masih lajang sbg Tenaga Pendampingan dan penyuluhan para penduduk jawa yg bertransmigrasi di sumatra, kalimatan, sulawesi,  ayah juga pernah diterjunkan dalam pemadaman kebakaran bukit suharto di pulau kalimantan, dan satgas seroja di timor timur....

Pada awal jelang romadhon  ayah mendapat cuti tugas 45 hari .. kami sekeluarga bersyukur bisa berkumpul di bulan ramadhon hingga lebaranpun masih di rumah, karena jarang sekali sejak menikah ayah bisa bersama saat puasa dan lebaran di rumah bersama anak istri dan keluarga besarnya.

Namun ketika ada telegram mendadak bahwa semua personal satgas seroja yg sedang berlibur harus kembali ke penugasan tanpa reserve dan itu tepat di saat romadhon sehari jelang hari raya iedul fitri Ketika sedang giat giatnya kami bersama keluarga.... meningkatkan ibadah Romadhon dengan mengharap  Ridhonya Allah,......

menjelang makan sahur (seperti saat-saat sekarang),  sebagai seorang istri Seorang istri bercengkrama bersama anak dan suaminya di lantai masjid agung sunan ampel....,  seusai sholat  lail,  tadarus....  Dan mempersiapkan utk beli makanan buat Sahur....

Sebagai  istri  dan ibu.  Ingin rasa Berkeinginan untuk mudik bersama suami dan anak anaknya.....  Ketika asyik merancang mudik....

Namun tiba tiba datang kurir mendekati ayah dengan membawa satu sandi dalam.bentuk telgram khusus.

intinya dari isi sandi dalam telgram khusus itu  adalah sang suami di minta segera mempersiapkan diri dalam waktu 7 jam  dari sekarang utk menuju titik azimut dan  kordinat  kordinasi .

Rupanya sang suami,  disamping kepala rumah tangga bekerja utk memenuhi kewajibannya juga sosok satuan tugas negara seroja.

"" SEGERA SEGERA BEREGARK KE TITIK KORDINAT UTK KORDINASI DAN BEREGERAK KE LOKASI PENUGASAN  Dalam waktu 7jam dari sekarang, 

Akhirnya ibadah malam di percepat utk pulang.... Sekalian prephare buat anak dan sang istri utk keperluan mudik hari itu juga.   

namun sang suami hanya mengantar saja.

Setelah berpamitan suami tersebut kembali karena harus melaksanakan Tugas Pengamanan NKRI di Timor Timur di hari jelang hari raya

Sampailah sang istri mudik di rumah orangtuanya

Sepeninggal sang suami, orang tua istri tersebut bertanya : "Kenapa suamimu tidak ikut ?" Istri : iya pak, karena dia harus tugas lagi penjaga keutuhan dan keamanan NKRI, agar warga negara indonesia di wilayah timur merasa aman di saat ada yg melaksanakan lebaran di sana,  dan merayakan iedul fitri bapak.

Orang tua : "Apa tidak libur ???" Istri : "Tidak pak,  kalo libur bagaimana nasib masayarakat saat ini  pak
Orang tua : "Terus suamimu nanti sahur dan buka makan apa ?" .Istri : "Dia sudah terlatih melayani diri  sendiri, saat tugas pak." .
Orang tua : "Tapi anak tetangga kita yang kerjanya jauh bisa pulang ?!"
.Dengan tersenyum sang istri menjawab : "Dia bukan seorang satgas sekaligus relawan pak. Kalau dia seorang SATGAS NEGARA pasti dia sedang tugas saat ini. Menantu bapak sedang melaksanakan tugas yang mulia. Menjaga rasa aman yang mengalami saat lebaran pak." .
Orang tua itu bertanya kembali dengan mata berkaca kaca sambil mengelus rambut kepala cucunya : "kalau begitu kenapa kamu tidak mendampinginya dan mengurusnya disana ?" .Dengan senyum yang dalam ia menjawab, : "Pak, saya pulang karena keinginan menantu bapak, katanya biar bisa kumpul dengan keluarga kita, biar bapak dan ibu tidak merasa kesepian. Biarlah dia dan rekan rekannya yang kesepian di tempat yang jauh disana. Kepanasan, kedinginan, capek, dan dengan serba keterbatasan mereka tetap ikhlas menjalankan tugasnya pak. Membantu dan Menjaga NKRI,  
seperti saya yang akan mengunjungi keluarga".
Lalu kedua org tua tersebut memeluk anaknya. .
Dengan meneteskan air mata orang tua itu berkata,

"Besok sesudah sholat Idul fitri kamu pulang ya nak bapak sama ibu menemanimu di rumahmu... Berdoalah bersama anak anakmu untuk suamimu".

.Selamat menjalankan tugas mulia...Ayah ,

Semangat untuk para pejuang NKRI teman teman ayah di satgas SEROJA insyaallah tuhan memberi berkah pada tugas kita semua.. Jangan berkecil hati... Allah selalu bersama para pejuang sekaligus relawan...
💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

#istrinyaGusBrohem

Jumat, 06 April 2018

MEMBERI JULUKAN ATAU LEDEKAN YANG NEGATIF PADA ORANG LAIN ADALAH PERBUATAN YANG MEMBUAT OARNG YG DI LEDEK DI JULUKI MENJADI MEMDERITA LAHIRIYYAH DAN BATINIYAH

Meledek seseorang dengan sebutan gendut tak hanya bisa membuatnya sakit hati, tapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. .
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Obesity mengungkapkan bahwa ada peningkatan risiko penyakit diabetes, jantung, dan stroke pada orang-orang yang kerap diledek karena memiliki berat badan berlebih.
.
Menurut peneliti, ejekan dengan sebutan gendut tak hanya menyebabkan sakit hati, stres, depresi, ketidakpuasan dan jiwa yang kurang percaya diri. Tapi hinaan itu juga memungkinkannya mengidap penyakit berskala akut.
.
#Psikologi #psikologis #fakta #info #fact #belajar #study #kuliah #sekolah #kampus #mahasiswa #dosen #pria #wanita #tips #psychology #like4like